Surga di Mata Air
Oleh: Ovantus Yakop
Engkau telah menyelamatkan jiwa dan ragaku.
Segala anganku menjadi sempurna melangkah maju
Dan tak mungkin hilang, kecuali aku tak peduli
Mungkinkah engkau bersemi walau musim kemarau panjang?
Sejak fajar, sepi mencekam jiwa, sunyi merasuk sukma
Aku bediri ikut mengantri di kali tuk mandi pagi
Menatap diam merenung akan arti kehadiranmu
Kelak gemercik memenuhi beranda rumahku
Atau engkau bunuh jiwaku secara perlahan
Adakah dosaku yang tak mampu engkau ampuni ?
Jika benar, penggal hatikuku tanpa menjeda
Itu sakral bagiku wujud menjagamu
Aku mencintaimu selalu
Pada setiap lantunan doa dan usaha
Sementara dunia ini sudah menua
Mata air adalah surga tuk semua
Gulung, 18 Agustus 2024
Refleksi Penulis terkait musim kemarau yang banyak menimbulkan persoalan yang timbul di tengah Masyarakat. Penulis Mengharapkan agar asupan air selalu cukup untuk petani dan untuk menunjang kehidupan rumah tangga. Dan ingin mengajak kita semua untuk peduli dan bijak dalam memanfaatkan air. Di saat bersamaan kita menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya tanpa ada pihak yang dikorbankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H