Mohon tunggu...
Kkn
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lestari
Lagi Rame!
Kontroversi Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024
Wawancara Susi Susanti di Olimpiade 1992 Barcelona
Indonesia U-19 Juara Piala AFF U-19 2024
Cerita Mencari Kopi Enak: Ziarah Suci Para Penikmat Kopi
Marketplace dan Toko Kecil yang Sulit "Bernafas"
Golden Visa dan Kewibawaan Negara
Kamu pasti suka!
OVANTUS YAKOP
OVANTUS YAKOP Mohon Tunggu... Guru - Di Bawah Kolong Langit yang Sama Kita Menyambut Suatu Kebahagiaan dan Kedamaian Abadi Bagi Dunia

Sekolah Dasar SEKOLAH DASAR NEGERI ANAM ( 2001-2007) SLTP SMP SWASTA KARYA RUTENG (2007-2010) SLTA SMAK ST. FRANSISKUS SAVERIUS RUTENG(2010-2013) S-1/Sarjana SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SANTU PAULUS RUTENG-FLORES(2013-2017)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perundungan dan Ke 13

30 Juli 2024   00:29 Diperbarui: 30 Juli 2024   00:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

          Perundungan  dan Ke 13

         Oleh: Ovantus Yakop

Menimbun angkara menambah dosa

Budaya mati, fisik, mental dan rohani

Susah dimengerti

Sulit diampuni

Kita musuhnya

Kesombongan adalah wujudnya

Iri hati adalah kesedihannya

Mengumpat adalah kesalahan

Mari kita refleksi diri dan bereformasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

perundungan anak

budaya kematian dalam masyarakat

bahaya fisik

bahaya mental

bahaya kerohanian

reformasi keluarga

fiksiana

fiksi

puisi
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.