Mohon tunggu...
Sihombing Nugroho
Sihombing Nugroho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

The Twin Brothers who want to share their stories. Daniel lives in Bandung, Indonesia, goes to ITB for school. Nugroho lives in Kanagawa, Japan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama-agama Itu Berbeda Sobat!

27 Maret 2013   18:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:07 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="355" caption="Lambang agama-agama di dunia"][/caption] Dalam artikel Kompasiana “Kristen, Yahudi, Islam, Mana yang Benar?” dan "Keselamatan menurut Kristen dan Islam" yang saya tulis sebelumnya, ada orang berkata bahwa, "Agama-agama itu memang berbeda-beda. Namun pada hakikatnya sama." Seperti warna kulit. Warna kulit orang memang berbeda-beda. Tapi di balik kulit itu? Sama! Semua tulang bewarna putih. Semua darah bewarna merah. Misalnya saja, semua agama pasti mengajarkan sama, yaitu menyembah, melakukan kontak dengan yang ilahi. Di balik pandangan ini, ada kerinduan yang luhur. Yaitu agar agama yang satu dengan agama yang lain itu akur, saling menghormati, saling menerima, bahkan saling bekerja sama. Tidak saling melecehkan atau merendahkan. Tidak saling mengumpat atau melaknat. Kalau tujuannya seperti ini saya setuju 100%. Bahkan kalau perlu 200%. Tapi sebaliknya, kita juga harus berhati-hati pada pandangan yang mengatakan seluruh agama pada hakikatnya sama. Kita harus berhati-hati pada pandangan yang satu ini. Sebab, Firman Tuhan saja mengatakan yang sebaliknya, "Luarnya sepintas lalu sama, tetapi dalamnya berbeda!" Agama dari luar memang sepintas sama, tapi dalamnya (hakikatnya) berbeda. Si A makan. Si B makan. Si C makan. Teman-teman jangan buru-buru mengatakan, "Ah kalau begitu sama saja, kan sama-sama makan!" Belum tentu. Si A pergi beribadah. Si B dan Si C juga pergi beribadah. Sama, teman-teman jangan buru-buru berkata, "Kalau begitu sama saja, mereka beribadah pada Allah yang sama." Belum tentu. Mereka sama-sama pergi. Mereka juga sama-sama melakukan ritual dan kebiasaan beribadah. Tapi kepada siapa mereka beribadah, belum tentu sama. Kepada siapa mereka beriman, belum tentu sama. Lalu apakah semua agama itu benar? Inilah pertanyaan yang dipertanyakan orang-orang sepanjang jaman. Apakah agama ini benar? Atau apakah agama itu benar? Keduanya benar? Atau keduanya salah? Mungkin ada banyak dari teman-teman yang juga mendengarkan hal serupa. Atau malah beberapa teman-teman memiliki pertanyaan seperti itu? Apakah semua agama itu benar? Ada orang yang memberikan jawaban "ya". Ketika ditanya mengapa, orang-orang itu tidak dapat memberikan alasan yang masuk akal. Jawaban yang mereka berikan itu malah membuktikan mereka tidak mengetahui secara komprehensif mengenai agama-agama di dunia. Mereka acuh tak acuh terhadap agama. Apakah semua agama itu benar? Jika teman-teman mengetahui fakta substantif mengenai agama-agama di dunia, teman-teman pasti mengetahui jawabannya. Apakah semua agama itu benar? "Tidak". Tidak semua agama benar. Agama-agama di dunia memberikan klaim kepercayaan yang berbeda tentang Natur Allah, Natur Manusia, Kehidupan Setelah Kematian, Asal Mula Setan, dan topik-topik lainnya yang "berat". Agama-agama di dunia mungkin mirip dalam hal kebiasaan dan etika beragama, misalnya ada penyembahan kepada Tuhan, ada kebiasaan memberikan persembahan, dan lainnya. Saat melihatnya sekilas kita berpikir bahwa semua agama itu sama dan benar. Namun kebiasaan dan etika beragama itu hanyalah satu bagian dari inti pengajaran agama. Mungkin saja saat kita melihat keseluruhan intinya pandangan kita mengenai agama akan berubah. Inti kepercayaannya ini tidak boleh kita abaikan. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Allah. Inilah yang membedakan ajaran agama Kristen dengan agama-agama lainnya di dunia. Agama lain tidak menganggap keutamaan Yesus. Agama lain menganggap Yesus hanyalah nabi, Yesus hanyalah manusia biasa, tidak lebih. Kalau ada orang yang berkata bahwa Yesus adalah Allah dan yang lainnya berkata bahwa Yesus bukan Allah, kita tahu jelas ada orang-orang yang salah. Karena Yesus tidak mungkin menjadi Allah dan bukan Allah dalam waktu bersamaan. Kalau benar Yesus adalah Allah, Kristen adalah benar. Konsekuensinya, agama-agama lain yang tidak mempercayai "Iman Kekristenan" itu menjadi salah. Menjadi salah karena meyakini Natur Allah yang berbeda. Dengan kata lain, salah mengenai siapa itu Allah. Kesimpulannya, adalah keliru ketika orang-orang mengatakan bahwa semua agama itu sama. Agama-agama itu berbeda, sobat! sumber: Apakah Semua Agama Itu Benar? Belajar Teologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun