Longshore current merupakan arus yang terjadi dari garis pantai ke garis pantai yang sama secara horizontal
Cross-shore current merupakan arus yang terjadi antara pantai dan laut secara berlawanan (vertical)
Karena adanya 2 arus ini membuat proses erosi dan sedimentasi berjalan (arus membawa partikel yang kemudian mengendap), sehingga berubahlah bentuk dari pantai, untuk sedimentasi pun juga ada urutannya, partikel yang memiliki massa atau volume yang lebih besar akan mengendap terlebih dahulu daripada yang kecil, sehingga bentuk dari pengendapan selalu berbentuk miring dari dangkal ke dalam.
Didalam arus tersebut, pasti akan membuat gelombang, gelombang ini lah yang menyebabkan berpindahnya partikel-partikel tanah atau pasir, dan di dalam gelombang ini juga terjadi peristiwa vortex atau pusaran yang diakibatkan oleh perbedaan kedangkalan air yang menyebabkan adanya vorstisitas, perputaran ini juga disebut dengan orbit gelombang.
Orbit gelombang merujuk pada pola pergerakan partikel air dalam gelombang laut yang berbentuk melingkar atau orbital. Saat gelombang bergerak di permukaan laut, partikel air di bawah permukaan tidak bergerak maju seperti yang terlihat pada puncak gelombang. Sebaliknya, partikel air tersebut bergerak dalam lintasan melingkar, di mana mereka bergerak naik dan maju saat gelombang mencapai puncak, kemudian turun dan mundur saat gelombang berada di palung. Gerakan ini terjadi secara berulang seiring pergerakan gelombang di atasnya. Orbit ini paling kuat di dekat permukaan air dan semakin melemah seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Pada lapisan air yang lebih dalam, orbit gelombang mulai menyusut menjadi bentuk elips dan akhirnya berhenti sepenuhnya pada kedalaman tertentu. Kedalaman di mana pengaruh gelombang tidak lagi terasa biasanya disebut sebagai kedalaman gelombang diam atau kedalaman pengaruh gelombang, yang umumnya berada pada kedalaman sekitar setengah dari panjang gelombang.
Orbit gelombang ini penting untuk memahami interaksi gelombang laut dengan pantai, kapal, dan struktur bawah air. Di daerah pesisir, saat gelombang mendekati pantai dan kedalamannya semakin dangkal, orbit partikel menjadi lebih lonjong dan akhirnya menyebabkan gelombang "pecah" di garis pantai. Proses ini melepaskan energi gelombang yang dapat mengikis pantai, mengakibatkan abrasi, atau membentuk struktur seperti gosong pasir dan delta. Selain itu, orbit gelombang juga mempengaruhi distribusi sedimen di dasar laut, di mana gerakan orbital dapat mengangkat partikel dari dasar laut dan memindahkannya ke lokasi lain.
Jadi kesimpulannya ialah proses erosi dan sedimentasi pada pantai tidak akan pernah berhenti, karena adanya laut yang merupakan faktor pemicu terjadinya erosi dan sedimentasi sehingga merubah bentuk pantai tiap tahunnya, ada banyak hal dari laut yang dapat menyebabkan erosi dan sedimentasi seperti gelombang, arus, bahkan pasang surut dari laut, maka dari itu ada baiknya kita mengetahui hal ini sehingga kita bisa mengantisipasi apabila erosi ataupun sedimentasi terjadi pada tahap yang tidak diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H