Mohon tunggu...
Gading Ramadhon
Gading Ramadhon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ITS - FTK Laut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tarian Lempeng Tektonik: Gerakan yang Membentuk Dunia

17 April 2024   11:34 Diperbarui: 17 April 2024   11:40 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu fase penting dalam sejarah pembentukan lempeng adalah "pembelahan superkontinen". Setelah terpecahnya Pangaea, bumi mengalami beberapa siklus pembentukan dan pembelahan superkontinen. Superkontinen yang terbentuk kemudian akan pecah menjadi lempeng-lempeng yang lebih kecil karena aktivitas tektonik. Beberapa contoh superkontinen dalam sejarah bumi termasuk Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.

Selama proses ini, lempeng-lempeng bumi terus bergerak, bertabrakan, atau terpisah satu sama lain. Interaksi ini menghasilkan pembentukan gunung, palung laut dalam, dan fenomena geologi lainnya yang memengaruhi permukaan bumi seperti yang kita kenal saat ini. Dengan demikian, dari satu lempeng tunggal awal, bumi telah berkembang menjadi sistem lempeng-lempeng yang kompleks yang kita kenal saat ini, dengan tujuh lempeng utama yang secara aktif berinteraksi dan membentuk karakteristik geologi dunia.

Hingga sekarang lempeng-lempeng di bumi masih aktif mengalami aktivitas geologi dan seismik (Gempa dan Vulkanik). Di bawah ini adalah beberapa contoh aktivitas yang biasanya terkait dengan setiap jenis lempeng:

  1. Lempeng Benua (Continent):

    • Gempa Bumi: Terjadi karena tekanan yang terakumulasi dari gerakan tektonik, biasanya di sepanjang batas lempeng.
    • Vulkanisme: Gunung berapi sering muncul di batas lempeng di mana ada subduksi atau divergensi.
  2. Lempeng Laut (Oceanic):

    • Gempa Bumi: Terjadi di sepanjang batas lempeng, terutama di zona subduksi di mana lempeng-laut bertabrakan dengan lempeng-benua atau lempeng-laut lainnya.
    • Vulkanisme: Lebih umum di lempeng-laut karena proses subduksi membawa material ke dalam mantel yang kemudian dapat menyebabkan pembentukan gunung berapi.
  3. Lempeng Konvergen (Convergent):

    • Gempa Bumi: Terjadi ketika dua lempeng bertabrakan dan tekanan terakumulasi, sering kali menghasilkan gempa besar.
    • Vulkanisme: Vulkanisme umum terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tenggelam ke bawah lempeng lainnya dan magma naik ke permukaan.
  4. Lempeng Divergen (Divergent):

    • Gempa Bumi: Meskipun gempa dapat terjadi di zona divergen, biasanya tidak sekuat di zona konvergen.
    • Vulkanisme: Gunung berapi sering muncul di batas divergen, di mana lempeng terpisah dan magma naik ke permukaan untuk membentuk kerak baru.
  5. Lempeng Transformasi (Transform):

    • Gempa Bumi: Terjadi di sepanjang batas transformasi, di mana dua lempeng meluncur satu sama lain secara horizontal.
    • Vulkanisme: Vulkanisme relatif jarang terjadi di batas transformasi karena biasanya tidak ada material magma yang naik ke permukaan.

Ketika aktivitas ini terjadi, mereka dapat menyebabkan kerusakan signifikan dan mempengaruhi topografi serta perilaku geologi wilayah tersebut. Beberapa dampak utamanya meliputi:

  1. Kerusakan Struktural: Gempa bumi dan letusan gunung berapi dapat menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan, infrastruktur, dan fasilitas lainnya. Ini bisa mengakibatkan kerugian material yang besar dan bahkan mengancam keselamatan jiwa.

  2. Korban Jiwa dan Cedera: Gempa bumi dan letusan gunung berapi sering kali menyebabkan korban jiwa dan cedera. Bangunan yang runtuh, tanah longsor, dan aliran piroklastik adalah beberapa contoh bahaya langsung yang dapat mengakibatkan kehilangan nyawa dan cedera serius.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun