Lin sedikit tergagap dan spontan menjawab,“Oh. Yee-s. Here I am.”
Mas Wahyu tertawa. Lin bengong sedetik. Akhirnya Lin pun juga mengikut tertawa. Lalu kami pun meneruskan dan menikmati makan malam kami dengan diskusi ngerumpi Kompasianer lain. Suasana cair dan riang. Ada bahagia sekarang.
“Aku akan segera melamarmu dan kita segera menikah,” cetus Mas Wahyu kepada Lin. Mau tak mau Lin menjawab dan mengangguk, “Insha Allah.” Iiiihhhh, kenapa dengan Lin ini. Kami berpandangan sebentar. Lantas kami saling memberikan senyum.
Tapi suasana restoran ceria. Langit senja berbintang cerah. Terlihat amat indah.
Adakah cinta disana? Bisa ya bisa tidak. Lin percaya filsafat asli Jawa, filsafat suku Mas Wahyu, "cinta tumbuh karena terbiasa"
-------o0o-------
Untuk membaca karya peserta lain silahkan klik Fiksiana Community
Mari bergabung di FB Fiksiana Community
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI