Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengintip dan Memotret Pasangan "Interracial" yang Dilanda "Passion and Lust"

16 Agustus 2015   11:56 Diperbarui: 16 Agustus 2015   11:56 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Colekan untuk meminta tips memotret jarak dekat"][/caption]

Jika sepanjang seminggu lalu saya menikmati di jalanan hutan sawit di seputaran Sangatta, maka sabtu-minggu kali ini betul-betul saya menikmati di pondokan saja. Membaca apa saja, facebook-an dan tentu saja kompasiana-an. Ups..! Ada hobi baru yaitu potret sana dan potret sini. Hasil potretan spektakuler saya bisa dinikmati dalam artikel "[Kisah Nyata] Merayu Gadis Cantik Gembala Sapi Untuk difoto".

[caption caption="Tips memotret obyek bergerak "]

[/caption]

Saya sich inginnya hari ini belajar besok dah jadi fotografer ala penyair fotografer terkenal Rahab Ganendra. Karena beliaunya itu sobat dekat and mudah dijangkau serta baik hati apalagi mau ngajarin gratis, ya tentu saja saya pun nyolek beliaunya ini. Berikut screenshot dialog dengan beliau yang memberikan tips memotret untuk saya yang memang tak tahu menahu soal foto-fotoan. Saya sich Asal jepret yang penting jadi.

Memotret obyek bergerak ternyata bak sniper mengintai, kata beliau. Perlu kesabaran, keuletan dan daya tahan, jelasnya.

Demi mempraktekkan ajaran Mas Bro Rahab Ganendra, Sabtu sore kemarin saya mengintip ayam yang kebetulan pacaran di halaman sebelah pondokan dimana saya tinggal. Sebelumnya memang saya iseng saja memperhatikan pasangan ayam beda warna bulu dan kelamin itu. Naga-naganya si jantan ingin segera mengawini si betinanya.

[caption caption="Tips memotret obyek bergerak: sabar, ulet dan "timing""]

[/caption]

Momen perkawinan ayam itulah yang ingin saya dapatkan dan abadikan. Menurut saya momen itu adalah momen sakral dan penting. Lha gimana nggak penting dan sakral, karena momen itu bermakna pasangan itu melakukan tugas penting hukum Tuhan yaitu meneruskan keturunannya.

[caption caption="Pasangan interracial itu"]

[/caption]

Untuk bisa mengawini si betinanya, ayam jantan harus memberi tanda dengan bergerak berputar sambil meregangkan ke bawah sayapnya sebelah kanan (atau kiri ya?), kemudian jika ayam betinanya bersedia dikawini ya doggy style terjadilah. Begitu kata pengetahuan. Momen itu hanya berdurasi beberapa detik. Jadi betapa berharganya momen itu.

Menurut saya si jantan yang in passion and lust akan protektif. ia akan mengusir jantan lain yang terduga akan merebut si betina pasangannya darinya. Bahkan ia berani bertarung dengan jantan lain yang ukuran badannya lebih besar darinya.

[caption caption="Si jantan in passion and lust mudah marah dan mengusir jantan lain"]

[/caption]

Ternyara benar pelajaran Mas Bro Rahab, obyek bergerak sulit untuk diabadikan sesuai keinginan kita. Tingkat kesulitannya ternyata luar biasa. Saya harus menunggu, mengamati, mengatur fokus lensa kamera, mata kanan yang harus dipejamkan, sedangkan mata kiri terus mengamati pergerakan pasangan ayam jantan-betina itu lewat layar intip kamera.

[caption caption="Menatap tajam ke arah lensa"]

[/caption]

Tak kurang 30 menit saya terus mengikuti pergerakan pasangan ayam interracial itu, namun pasangan ayam itu tak juga kawin-kawin. Pegal rasanya tangan dan mata saya. Malah si ayam jantan (mungkin) merasa saya amati dia balas menatap tajam intaian saya dari kamera. Jelas matanya menatap lensa kamera dan terus ke arah mata kiri saya yang terus mengamatinya dari lubang intip kamera. Sedangkan si betinanya asyik saja mengorek makanan dan acuh saja, namun tetap ada di samping sang jantan. Perilaku betina ini menurut saya adalah tanda bahwa ia bersedia untuk dikawini si jantan pilihannya, hanya tinggal tunggu timing. Sesekali ia mendongakkan kepalanya melirik malu-malu ke arah kamera yang saya bidikkan kepada keduanya. Mungkin karena itulah --walaupun sang jantan melakukan gerakan foreplay, namun si betinanya menolak untuk intercourse.

Akhirnya, saya tidak dapat apa yang saya inginkan. Momen itu tak kunjung terjadi padahal sudah 65 jepretan saya lakukan. Mungkin mereka bercakap satu sama lain untuk melanjutkan rencana kawin itu nanti saja, kalau Mas Wahyu sudah tidak iseng nginthil untuk mengabadikan momen keindahan itu.

Berikut sebagian hasil foto-foto pasangan ayam interracial itu.

[caption caption="Sebagian foreplay pasangan interracial itu"]

[/caption]

 [caption caption="Lengket kayak perangko pokoknya dan siap kawin..."]

[/caption]

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Semua foto adalah dokumen pribadi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun