Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Misteri Malam Jumat] Ingin Kaya Raya Instan dengan Ritual Jual Sate Burung Gagak

13 Agustus 2015   21:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 35790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin belasan serigala buas itu merasa ada yang lebih menakutkan mereka. Satu persatu serigala itu lenyap tak berbekas. Pak Rame pun berkurang rasa takutnya. Ia merasa punya perlindungan dengan membaca ayat-ayat pengusir makhluq jadian. Ia pun kembali menawarkan kembali sate burung gagak itu. Sementara Pak Di semakin mempercepat mantra-mantra yang dibacanya. Mulutnya komat-kamit cepat sekali, beberapa kali ludahnya muncrat. Badannya bergetar. Ia berusaha memanggil jin Aki agar segera datang mengambil pesanan sate yang dipesannya sebulan yang lalu.

Namun, bersamaan dengan lenyapnya belasan serigala itu, bayangan hitam tinggi besar juga turut lenyap tak berbekas. Keduanya mungkin terasa terbakar dengan bacaan ayat-ayat kursi yang diucapkan dalam hati oleh Pak Rame.

Satu jam berlalu.....

Dua jam terlewati.....

Tiga jam sudah.....

Pak Rame menawarkan sate burung gagak tanpa henti. Pak Di terus membaca mantra-mantra yang dikuasainya tanpa henti hingga butiran keringat yang keluar seperti butiran jagung. Sementara Pak Gu tenang duduk di belakang Pak Di sambil kedua tangannya memegang kantung terigu putih kumal seolah siap kapan saja menerima pembayaran sate burung gagak pesanan jin Aki.

Sampai shubuh tak ada tanda-tanda jin Aki mengambil pesanan sate gagak yang sudah disiapkan ketiga orang itu.

Pak Di pun berhenti membaca mantranya. Ia pun memberi tanda kepada Pak Rame agar berhenti menawarkan sate burung gagak. Kepada Pak Gu, Pak Di memberi tanda agar membuka penutup matanya.

Ketiganya kelihatan sangat lelah, karena semalaman terus berjaga. Kantuk tak dapat ditahan. Ketiganya pun tanpa sadar tertidur lelap.

-------

Sebelum berpisah, Pak Rame berpesan kepada saya untuk bekerja sebaik-baiknya dengan disertai doa ikhlas kepada Tuhan saja. Karena tidak hanya ritual sate burung gagak saja yang dilakukan oleh Pak Rame, ritual-ritual lainnya untuk mendapatkan kekayaan secara instan pun sudah dilakukannya berkali-kali. Semua nihil. Semua sia-sia. Cerita keberhasilan yang ada adalah bumbu manis cerita yang menyesatkan saja. Membuang uang, tenaga dan waktu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun