Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

[Kisah Nyata] Merayu Gadis Cantik Gembala Sapi Untuk difoto

12 Agustus 2015   06:35 Diperbarui: 12 Agustus 2015   07:42 2330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Menggoda dan Merayu Gadis Cantik Gembala Sapi"][/caption]

Dalam perjalanan pulang dari Pelabuhan Sangkulirang di perempatan menuju arah Bengalon, niatku menyempatkan memotret plang penunjuk arah jalan. Akupun meminta driver untuk menghentikan mobil di tempat yang aman untuk parkir. Aku turun dan mengambil posisi yang menurutku baik untuk memotret plang penunjuk arah itu. Begitu kamera aku arahkan pada penunjuk itu, tak sengaja kameraku menangkap dua ekor sapi menyeberang jalan dengan cepat. Di belakangnya seseorang mengejarnya. Ia hanya memakai celana pendek.

Aku "zoom" kameraku untuk melihatnya lebih jelas. Upppsss, a young lady..!! Seorang gadis. Gadis lah tentu saja! Lha itu sekilas aku lihat cincin di jemarinya tidak di jari manis. Sapi gembalaannya berjalan mendekat ke arahku yang siap memotret. .Obyek foto yang semula kutujukan ke arah plang penunjuk aku arahkan ke gadis itu. Si gadis itu melambaikan tangannya ke arahku memberi isyarat jangan difoto. Namun, sambil sok kenal aku menghitung,"Satu...duaaa....."

Gadis itu setengah berteriak tiba-tiba, "Mas, fotoku jangan di"publish" ya..! Demikian permintaan gadis gembala itu memotong hitunganku saat aku mengarahkan kamera padanya untuk mengabadikan dirinya. Seolah dia tahu niatku mempotretnya.

"Bujug buneng!! Cantik, euy..!" seruku dalam hati.

"Lho, kalau tak di"publish" buat apa difoto?" jawabku menggoda mendengar suaranya yang juga sok akrab itu.

"Idiiiihhhh....!?" serunya terdengar "shy-shy cat". Ia pun memalingkan wajahnya. Ia tak mau difoto. Aku turunkan kameraku. Aku berjalan mendekatinya. Aku terus merayunya agar ia mau kufoto.

"Buat aku simpan aja, dech...!"

Ia melengos.

"Buat koleksi pribadi....."

Ia diam.

"Please..." aku terus berkata semerdu mungkin sambil tersenyum secakep mungkin pada gadis itu. Masak sich murid Pakde Kartono nggak bisa menaklukkan gadis itu untuk dipotret? Bisa anjlok saham nama guruku!! Bisa malu guruku yang cakep, mapan, humoris, baik hati serta ter..ter..ter... lainnya itu!!. Aku tertantang. Lalu, aku mendekat dan kupandang wajahnya sekilas. Sedikit kupasang senyumku yang terkenal.

"Fotonya hanya buat ilustrasi cerita saja, kok..!" aku berkata setengah menyerah.

Rupanya kali ini tatapan rayuanku plus senyum itu menunjukkan hasil. Gadis itu tampak mengembangkan senyumnya. Apa karena aku pakai cincin batu akik kecupung api ya? Terbakar dia....wakaakkaka...

"Ya dech," akhirnya terdengar menyerah. Ia pun mengambil pose seadanya. Aku arahkan kamera ke wajahnya bergaya sok Rahab Ganendra penyair fotografer terkenal di Kompasiana.

Klik..!!

[caption caption="Akhirnya mau dipotret....."]

[/caption]

"Ayo dunk, mana senyumnya?" godaku sambil tetap mengarahkan kameraku ke wajahnya. Setengah shy-shy cat ia tersenyum menatap kamera sambil memegang tali gembala sapinya agar tak pergi.

Klik...!!

[caption caption="Akhirnya tersenyum juga"]

[/caption]

"Udah?" tanyanya sambil terus tersenyum jengah memandang terus kamera, tangannya sambil mengurus gembalaannya.

"Belum..!" aku berbohong sambil berkali-kali memotretnya.

"Mau pulang..." katanya. Ia pun menggamit tali kekang gembalaannya. Melanjutkan berjalan karena memang sore menjelang malam. Waktunya pulang. Tanpa menoleh lagi.

"Nanti kalau lewat sini aku cari kamu, dech!" batinku. "Aku berikan foto dirimu...!" janjiku.

-------mw-------

*) Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia.
**) Semua foto adalah dokumen pribadi.
***) Istriku jangan cemburu ya. Cintaku hanya untukmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun