Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tatkala Malaikat dan Iblis Menangis Bersama

31 Juli 2015   19:11 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:27 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tatkala Malaikat dan Iblis Menangis Bersama"][/caption]

Sumber Gambar

Aku bergegas mandi keramas. Segera setelah itu aku raih celana bersih seadanya. Memakai baju secepatnya. Ah, sendal siapa ini? Aku pakai sajalah. Aku setengah berlari menuju masjid yang berjarak kurang lebih 150 meter dari rumah. Jumat siang pukul 11.54wib.

Azan pun sudah dikumandangkan. Aku melangkah masuk teras masjid dan berdiri berhenti sejenak karena ponselku berdering. Cepat kuambil, aku lihat nama Toshiaki Motoki muncul. Aku "reject" saja dan segera aku tulis sms "I am praying in the mosque for 30 minutes". Lalu dengan cepat aku pindahkan "profile" ke fitur "silent". Segera aku melangkah mencari tempat longgar di barisan ke empat dari mimbar. Aku pun bertakbir, khusyuk dalam shalat tahiyyat masjid.

Setelah salam pada tahiyyat akhir, aku salami orang-orang yang duduk di sebelah kanan dan kiriku. Aku pun duduk bersila sambil menundukkan kepala siap untuk tidur sementara khotib memulai khotbah. Aku melihatnya sekilas.

Berpakaian coklat lengan panjang dengan kopiah hitam ala Aceh. Sederhana. Tak ada selendang di bahu atau dilingkarkan di leher. Khotib itu memulai khotbahnya. Mataku pun terasa berat untuk tidak terpejam. Sliiiuutttt..........

"Malaikat dan Iblis pun menangis!!"

Aku terhenyak dari tidur sekejap. Aku mendongakkan kepala menatap sang khotib.

"Malaikat menangis tersedu-sedu di malam akhir Ramadhan."

Bulan dimana kasih sayang Allah yang ditebar untuk kaum mukminin!
Bulan di mana pintu ampunan Allah dibuka lebar-lebar!
Bulan dimana kasih sayang Allah dicurahkan.
Bulan dimana ada satu malam yang setara dengan 1,000 bulan.

Malam di bulan itu akan segera lewat dan berakhir."

Tak ada lagi kantuk menggelayut mataku. Terdengar sang khotib meneruskan khotbahnya.

"Bulan dimana kaum mukminin bersedia shalat jamaah.
Bulan dimana kaum mukminin bersedia mengeluarkan shadaqah.
Bulan dimana kita semua bersedia menahan lapar dan dahaga.
Bulan dimana kita semua bersedia mengurangi perbuatan dosa."

"Malam itu akan segera berakhir. Hari yang penuh ampunan, yang penuh kasih sayang Allah, yang penuh rahmah Allah akan berakhir.
Karena itu malaikat bersedih, menangis ditinggalkan bulan Ramadhan."

"Akankah kita akan bertemu lagi bulan yang suci itu tahun depan?

"Tidak ada yang tahu!"

Sementara itu di malam yang sama di hari terakhir bulan ramadhan, selain tangisan sedih para malaikat, di tempat lain Raja Iblis pun meraung-raung. Raja Iblis juga menangis tersedu-sedu. Histeris. Hal ini mengagetkan wakil Iblis. Ia pun mendatangi rajanya dan bertanya, "Wahai Rajaku, ada apa gerangan? Mengapa dirimu demikian tampak sengsara?"

"Tak tahukah kamu? Besok adalah 1 Syawal, hari dimana Tuhan mensucikan kaum mukminin. Mereka bersih dari dosa, seperti bayi yang baru lahir. Pekerjaan kita semua sia-sia. Kita sudah berusaha keras membuat kaum mukminin berbuat dosa dengan menipu, berbohong, membunuh, mencuri, merampok, memperkosa, korupsi, sombong, berzina dan selingkuh serta pekerjaan jahat dan bejat lainnya selama setahun, besok Tuhan membersihkan dosa mereka. Tuhan menjadikan mereka --kaum mukminin-- seperti bayi. Bersih dan suci karena mereka berpuasa di bulan ramadhan. Itulah alasan mengapa aku histeris, meraung-raung tak keruan seperti ini."

"Lalu, apakah yang harus kami lakukan agar membuatmu berhenti tersedu, meraung histeris seperti ini?" tanya wakil Iblis.

Raja Iblis berkata, "Goda dan ajaklah kaum mukminin itu dengan segala cara agar mereka kembali menipu, berbohong, membunuh, mencuri, merampok, memperkosa, korupsi, sombong, berzina dan selingkuh serta pekerjaan jahat dan bejat lainnya. Jadikan mereka semua, juga manusia yang lain mengikuti jalan kita yaitu jalan kejahatan dengan segala tipu daya, utara-selatan, barat-timur, atas-bawah. Kerahkan semua pasukan kita mulai besok. Jangan ditunda lagi mulailah jam 00:00. Ajak mereka semua ke neraka tempat kita disiksa selama-lamanya.

"Baik Paduka!
Laksanakan perintah!!!!!!"

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun