Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Ant-Man, Comic 8 dan Waktu Shalat

26 Juli 2015   22:13 Diperbarui: 26 Juli 2015   22:13 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yang kedua saja, Mbak!," orang yang dipanggil abah itu akhirnya berbicara tidak hanya "ya" kali ini.

Namun dengan cepat anak yang memanggil dirinya "adek" itu menimpali dengan tegas, "Tidak mau! Lihat tuch, Bah. Jam tayangnya sambil tangannya menunjuk monitor LCD di belakang mbak penjual tiket."

Serentak aku dan si Abah melihat LCD yang ditunjuk anak itu. Jam tayang untuk Comic-8: Casino Kings 12.45, 14.55 17.05 19.15 dan 21.25.

"Kalau nonton jam tayang kedua, kita lambat untuk waktu shalat Ashar. Jam tayang ketiga pun kita akan melewati shalat maghrib, Bah!," terang anak itu sambil membetulkan kacamatanya.

"Betul memang!," si Abah berkata membenarkan sambil menggandeng anaknya melangkah keluar dari antrean dan sempat tersenyum padaku seakan minta maaf karena menyebabkan aku menunggu.

Sempat sekilas kulihat wajah si adek ada guratan kecewa. Mungkin kecewa pada jam tayang film Comic 8 yang "tak ramah" waktu shalat.

"Tunggu! Bagaimana kalau nonton Ant-Man? Biar Om yang traktir belikan tiket," aku berkata tersenyum kepada abah-adek itu. Mereka menghentikan langkahnya. Aku melanjutkan tawaranku, "Setelah selesai menonton kita segera ke mushalla shalat berjamaah. Paling 5 menit jalan menuju ke sana dari sini. Gimana? Filmnya bisa untuk anak-anak kok! Lucu juga."

Si adek memandang wajah abahnya. Meminta persetujuan. Akhirnya, si abah mengangguk setuju dan mengucapkan terima kasih. Kembali aku lihat si adek mengarahkan tatapan matanya ke jadwal tayang Ant-Man. 14.20, 16.40, 19.00 dan 21.20.

"Tiket untuk Ant-Man tiga orang. Tempat duduk di belakang saja," sambil mengacungkan tiga jari aku berkata pada si Mbak penjual tiket. Si mbak tersenyum manis padaku dan dengan cepat ia melayani permintaanku.

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun