Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[ANALISIS BERITA] Di Balik Kecaman Sekjen PBB pada Jokowi Soal Eksekusi Mati

28 April 2015   20:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_380645" align="aligncenter" width="624" caption="Arah Jarum Jam: Ban Ki-moon, Jokowi, Hollande dan Abbott"][/caption]

Sumber Gambar Ban Ki-moon, Joko Widodo, Francois Hollande, Tony Abbott

PROLOG
Hari ini Selasa, 28 April 2015 www.kompas.com memberitakan soal standar ganda yang dilakukan oleh PBB terkait kecamannya kepada Pemerintah Indonesia karena akan mengeksekusi terpidana mati narkoba.

Standar ganda PBB diungkap oleh Wakil Ketua Fahri Hamzah. Ia mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa seharusnya tak ikut campur soal eksekusi yang akan dilakukan pemerintah Indonesia terhadap terpidana mati kasus narkoba. Fahri menilai, PBB sudah menerapkan standar ganda dalam menanggapi eksekusi mati.

Saat Indonesia akan mengeksekusi warga negara asing yang terjerat kasus narkoba, PBB langsung melayangkan protes. Namun, PBB tak bersikap saat warga negara Indonesia dieksekusi oleh negara lain.

"Di Saudi Arabia, WNI dieksekusi mati mereka diam saja, tapi giliran nyawa mereka sepertinya mahal betul," kata Fahri, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta,

Tulisan ini membuka tabir sebenarnya siapa Ban Ki-Moon dalam percaturan politik dunia. Simak dengan seksama analisis berikut.

FAKTA TENTANG BAN KI-MOON
Mengapa Ban Ki-moon (Ban) hanya mengecam Indonesia? Apakah ada backroom deal (main belakang) antara Australia dan Perancis dengan Ban? Tak hanya eksekusi mati di Saudi Arabia yang didiamkan oleh Ban, Di Amerika Serikat, dimana eksekusi itu di dekat hidungnya pun ia bungkam. Diketahui sejak Januari 2015 sampai artikel ini ditulis AS telah mengeksekusi mati sebanyak 13 orang terpidana. Rinciannya dilaporkan oleh Death Penalty Information Center sebagai berikut di bulan Januari AS mengeksekusi mati 6 orang, Februari 2 orang, Maret 2 orang, sampai 27 April 3 orang. Dan Ban diam seribu bahasa..!! Sedikitpun ia tak menggerakkan mulutnya untuk mengecam AS atas eksekusi itu sebagai pelanggar HAM, sadis, kejam, tidak berperikemanusian atau bar-bar.

1430227915989777585
1430227915989777585
Daftar Eksekusi Mati Di AS Bulan Januari - 28 April 2015

Sumber Gambar

Saya merasa bahwa fakta di atas tidak cukup sebagai bukti permulaan untuk "menuduh" Ban main mata dengan Australia dan Perancis. Bagaimana bisa Ban dipengaruhi oleh kedua negara itu untuk mengecam keputusan tegas Jokowi? Ban itu Sekjen PBB! Organisasi paling prestisius di dunia. Itu berarti Ban bukan orang sembarangan. Ban pasti tahu dan paham akan aturan-aturan, etika, traktat, perjanjian-perjanjian, batasan-batasan yang melingkupi kerjanya dan lagi ia punya seabrek-abrek staf ahli. Ban sebagai Sekjen PBB "any matter which in his opinion may threaten the maintenance of international peace and security". Thus, ia orang yang berpengaruh di planet bumi ini. Masa sich Ban bisa dan beitu mudah dipengaruhi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun