Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Penjelasan Kebersamaan Saya dengan Tiga Geisha dalam "Pesta Malam Bersama Tiga Geisha di Tokyo"

8 Januari 2014   16:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_304851" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama Para Geisha Itu"][/caption] Membaca artikel yang saya tayangkan sebelumnya yang berjudul "Pesta Malam Bersama Tiga Geisha di Tokyo," menyisakan  pertanyaan utama yaitu "apa yang saya lakukan terhadap para geisha tersebut?" Banyak pembaca yang kecewa karena tidak ada paragraf dalam artikel itu yang menjelaskan "kebersamaan" saya dengan para geisha tersebut. Link artikel itu yang ditayangkan di Kompasiana tertanggal 7 Januari 2014 di kanal lifestyle di Catatan Harian (baca di sini). Perlu diketahui bahwa booking Geisha untuk melayani kita --mohon tidak dipersepsikan melayani di tempat tidur-- adalah dengan suatu janji pertunjukkan di waktu tertentu dengan paket hiburan tertentu. Hidup geisha penuh dengan budaya disiplin dan amat pribadi. Karena itu kita jangan berharap untuk bisa mengetahui nama sebenarnya gadis geisha. Paling kita hanya tahu nama panggilan saja --seperti nick name-- sebut saja misalnya Sayuri, Nori, Kiku...hanya terdiri dari satu kata. Seperti kita mengenal nama Miyabi untuk Maria Ozawa. Geisha adalah dunia profesi menghibur dengan santun, bukan dunia prostitusi seperti yang banyak dipahami. Yang jelas antara kehidupan profesi dan kehidupan pribadi amat jauh berbeda. Walaupun sulit menemui padanan kehidupan "real geisha." Ambil contoh mudah, sebagai gambaran seperti profesi pramugari, mereka di pesawat melayani dengan cekatan, senyum, sopan, sensible, perhatian, melayani dan berpakaian rapi yang sudh ditentukan. Begitu mereka di luar pesawat, sikap-sikap itu bisa hilang dan berganti sosok sebenarnya di kehidupan nyata. Gadis geisha pada saat menghibur konsentrasi mereka adalah menghibur sesuai dengan perjanjian. Walaupun saya menanyakan nomor hp, alamat, zodiac, hobi dan lain-lain, dengan menggunakan translator, tetap saja tak menemui jawaban, apalagi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dobel yu eit atau interview. Menjadi geisha harus siap hidup penuh disiplin yang kuat, tekun dan bersemangat tinggi, bukan rata-rata. Geisha harus betul-betul menguasai budaya asli Jepang yang unik, indah dan sopan. Menari, menyanyi, memainkan alat musik, berpuisi, tata krama, melayani tamu dan kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi. Sangat sedikit geisha yang bisa berbahasa Inggris. Bahkan, bisa dikatakan tak ada. Gadis geisha cantik? Bedak tebal di mukanya menjadikan saya sulit menebak. Tapi yang jelas setiap gadis mempunyai kecantikan dan pesona tersendiri. Pernyataan klise. :) Tak tersedia literatur yang "membedah" kehidupan detail geisha. Yang jelas mereka adalah para gadis geisha penghibur para strata tinggi atau "high class" di Jepang sampai sekarang. Dan tempatnya bukan di sembarangan. Kebersamaan saya bersama geisha saat itu adalah saya menikmati keahlian mereka dalam hal menghibur dan sedikit waktu untuk berkomunikasi. Saya saat itu memang ingin berkomunikasi selayaknya sebuah interview atau percakapan. Tetapi gagal. Mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Full waktu mereka adalah "melayani" dengan paket hiburan tertentu pada saat kami menikmati dinner. Tentu saja ada sesi berfoto ria seperti yang saya sudah sertakan juga dalam artikel itu. Karena itu, saya pun berpendapat bahwa bersama geisha adalah menikmati keahlian entertainer sejati yang ahli menari, menyanyi, memainkan alat musik, dengan pakaian kimono, sulit untuk diceritakan kembali. Hanya kata "amazing and wonderful" yang bisa diungkap oleh yang pernah menikmati hiburan oleh geisha. Demikian penjelasan saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Dan kepada Admin saya menyampaikan terima kasih, karena artikel itu mendapat tempat di kolom "Trending Artikel." *) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia **) Semua foto adalah dokumen pribadi [caption id="attachment_304881" align="aligncenter" width="150" caption="Kompasioner Pemerhati Vote"]

13891865881590834210
13891865881590834210
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun