[caption id="attachment_320684" align="aligncenter" width="516" caption="Amien Rais Penggagas Indonesia Raya: Untuk Prabowo?"][/caption]
Artikel ini merupakan suatu opini dengan menganalisis kepingan-kepingan pemberitaan di media massa. Sebagaimana kita ketahui sosok Amien Rais muncul kembali menggagas koalisi semacam poros tengah tahun 1999 yang sukses mengantarkan Gus Dur menjadi presiden pertama di era reformasi. Kali ini Amien Rais muncul kembali dengan menggagas koalisi Indonesia Raya, yang menurutnya tidak ada hubungan dengan Partai Gerindra, walaupun ada kemiripan frasa Indonesia Raya. Benarkah demikian? Apakah langkah Amien Rais ini mendapat dukungan yang kompak dari partai-partai Islam sehingga bisa mengulang sukses koalisi poros tengah 1999? Lalu bagaimanakah ini kaitannya dengan dukungan kepada Partai Gerindra yang mencapreskan Prabowo? Untuk menemukan jawabannya. Silakan simak kepingan-kepingan peristiwa di media massa yang membongkar maksud sebenarnta Amien Rais.
Partai papan tengah memang seperti gadis cantik bagi tiga partai pemenang pemilu legislatif 9 April 2014 yang lalu. Posisi itu sangat disadari oleh mereka, sehingga para gadis cantik itu jual mahal. Jika partai pemenang pemilu mendatangi mereka untuk mengajak untuk berkoalisi tentu mereka meminta "mahar" yang mahal.
Pada Kamis malam 17 April 2014, Amien menggagas pertemuan partai papan tengah yang berlabelkan Islam dan organisasi massa seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Amien Rais menyebut koalisi yang digagasnya itu sebagai koalisi Indonesia Raya yang tak ada kaitannya dengan koalisi tenda besar Partai Gerindra.
Namun pertemuan yang dihadiri Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Bacruddin Nasori, Sekjen Majelis Pertimbangan PAN, Azwar Abubakar, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, (PKS) Anis Matta, bersama dengan tokoh-tokoh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), PP Muhammdiyah dan MUI itu sepertinya baru sebatas forum silaturahmi.
Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Amien Rais, mengusulkan konsep koalisi baru untuk partai Islam. Ia memilih menyebut koalisi itu dengan “Indonesia Raya”. Itu disampaikan Amien saat menghadiri forum koalisi partai Islam di Cikini, Kamis, 17 April 2014. Koalisi yang dimaksud Amien, rupanya tidak melulu berisi partai Islam. Ia ingin, koalisi juga berisi tokoh-tokoh partai politik nasional. Amien berharap menciptakan “poros tengah” baru. Sumber disini.
Tetapi tampaknya koalisi yang digagas oleh Amien Rais ini sampai saat ini belum mendapat dukungan yang kompak dari partai Islam papan tengah lainnya. PKB sudah menyatakan tak mau ikut dan cenderung akan berkoalisi dengan partai nasional. Sumber disini.
Sedangkan PPP, sebagaimana diberitakan kompas.com pada Jumat 18 April 2014 telah menyatakan berkoalisi dengan Partai Gerindra. PBB pun mengancam akan keluar dari gagasan Amien tersebut seperti dilansir oleh bisnis.com.
Ada beberapa alasan mengapa partai Islam papan tengah ini gagal mengulang keberhasilan sebagaimana di tahun 1999, salah satunya menurut Yusril Ihza Mahendra Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang yaitu belum ada konsep yang mendalam terkait koalisi tersebut, termasuk tentang figur yang akan diusung sebagai calon presiden (capres).
Alasan lain, sebagaimana diungkap oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti adalah cita-cita yang diusung oleh partai-partai Islam telah memudar. Menurut Ray yang tersisa hanya sebuah kesepakatan untuk mendapatkan keuntungan yang diraih untuk kepentingan masing-masing.