Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Srintil] Kisah Cinta Panas Si Cabul Yuyu Kangkang (Untuk 18+)

23 Agustus 2014   13:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:47 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_339366" align="aligncenter" width="330" caption="Yuyu Kangkang siap menikmati mangsa"][/caption]

Sumber Gambar

Al kisah seorang pemuda berwajah rupawan berleher jenjang
Ia tinggal sebatang kara di pinggir hutan lebat gelap tak berbayang
Ia selalu pergi menjala ikan setiap hari dari pagi hingga petang
Ia piawai bicara hingga yang mendengarnya terpana dan mabuk kepayang

Ia pun terkenal di seluruh jalan besar di kota sampai gang-gang
Jika ia berjalan di pasar seluruh mata perempuan memandang nakal senang
Bahkan ia pun kalahkan keterkenalan Pakde Kartono Brad Pitt berambut panjang
Perkenalkan pemuda itu adalah aku sendiri yang biasa dipanggil Yuyu Kangkang

Ketampanan dan kepiawaianku banyak menarik gadis kinyis-kinyis
demikian juga halnya dengan wanita matang manggis
baik mereka yang berprofesi sekretaris, artis bahkan juga penulis
eh...juga ada yang mengaku turis

mereka semua ingin mendekat padaku baik sekedar hanya minta kiss
atau pun mereka ingin menjadi pasanganku sampai antre berbaris-baris
bahkan berebut ada yang sampai meringis
dan menangis

dasar aku Yuyu Kangkang tak perlu repot punya istri
jika bisa setiap menit pasanganku berganti-ganti
tak peduli tingkahku merusak hubungan silaturahmi
atau bahkan memutus pasangan suami istri
yang penting aku happy

suatu hari saat aku sedang asyik di pinggiran sungai
kudirikan tenda aku memancing ikan ingin ku masak gulai
berjam-jam aku menunggu sambil santai
tiba-tiba datang dua gadis cantik berpakaian indah berjuntai

aha..aku pun pasang aksi dan buka topi
sambil kugelar tikar ku ambil bekal dan kubuat kopi
ah gadis itu sungguh cantik sekali
seandainya aku bisa sejam dua jam menikmati

Gadis itu menyapaku sambil melirik-melirik wajahku
"Selamat siang, pemuda tampan rupawan siapakah dirimu?
Aku yang cantik ini bernama Klething Merah dan saudariku Klething Hijau
hendak menyeberang sungai ini melamar pujaan hatiku"

"Yuyu Kangkang," demikian aku biasa dipanggil seperti yang sudah-sudah
Jika hendak menyeberang sungai ini boleh saja tapi aku minta upah
aku mau kamu yang cantik menemaniku di dalam tendaku yang lebar dan indah
Klething Biru pun tak ada pilihan dan setuju ajah....
ia pun memasuki tenda suasana di dalamnya pun segera panas dan gerah

Demikian juga dengan Klething Merah
Ia mulanya merasa ragu dan jengah
akhirnya ia pun setuju dan tak ada pilihan
hingga ia pun membuat tenda Yuyu Kangkang kepanasan

Selesai sudah pembayaran di muka suatu pekerjaan
ia pun memenuhi permintaan untuk menyeberangkan
sambil mereka tertawa cekikikan terpuaskan
cinta di siang hari di dalam tenda Yuyu Kangkang yang rupawan

Tak berapa lama datang seorang gadis manis sederhana
Klething Kuning namanya berpakaian ala kadarnya
Seolah ia gadis yang lemah tak berdaya
padahal ia gadis pemberani dan seorang karateka
di pinggangnya terselip sebuah pelindung raga

Ia pun meminta yang sama kepada Yuyu Kangkang
agar bisa membantunya untuk menyeberang
dasar memang Yuyu Kangkang mata keranjang
ia meminta Klething Kuning menemaninya di ranjang

Klething Kuning pun tersinggung dan marah
Mendengar permintaan kurang ajar yang parah
Ia pun menantang Yuyu Kangkang bertanding
Akhirnya Yuyu Kangkang mati di tangan Klething Kuning

Demikianlah kisah Yuyu Kangkang yang pandai bicara dan rupawan
ini hanya kisah rakyat sederhana yang kuceritakan dalam bentuk puisi
semoga tidak ada yang merasa tersinggung apalagi berasa sensi
jika memang ada mohon aku dimaafkan
akhirnya semoga kita bisa ambil kisah ini
sebagai hikmah pelajaran

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun