Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kembalinya Senyum Kompasiana, Secangkir Kopi Panas Buat Pengasuh Kompasiana..!!

13 September 2014   18:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_342515" align="aligncenter" width="393" caption="Emoticon di Kompasiana telah kembali. Dokumen pribadi."][/caption]

Jika pasangan Anda ngambek dan manyun, tentu kita menghendakinya untuk segera kembali mengembangkan senyumnya. Kita akan bingung jika pasangan kita tak segera tersenyum sebagai tanda ia kembali akrab dengan kita. Senyum itu penting. Senyum itu salah satu ekspresi kita dalam pergaulan, berkomunikasi dengan orang-orang sekitar kita, bahkan dengan diri kita sendiri, malah dengan Tuhan sekalipun.

Selain itu jika ingin menunjukkan bahwa kita turut prihatin atas kesedihan orang di sekitar kita, maka kita menggunakan emoticon sedih. Dan juga kita akan memberikan emoticon ROTFL atas bacaan yang amat lucu dan kita tertawa terbahakbahak karenanya. Kita berikan emoticon malu jika kita dipuji oleh orang yang kita cintai, dan emoticon cium pertanda kita cinta pada orang yang kita sampaikan emoticon itu. Emoticon saat ini adalah simbol ekspresi yang amat penting dalam komunikasi pergaulan kita dalam setiap kesempatan apapun medianya.

Beberapa bulan yang lalu jika tak salah sejak bulan Juni 2014, Kompasiana kehilangan emoticon ekspresif tersebut. Kehilangan emoticon itu bisa jadi tak muncul pada saat maintenance atau sebab lain. Saya tidak paham soal ini.

[caption id="attachment_342514" align="aligncenter" width="552" caption="Perhatikan dalam komentar emoticon tidak muncul. Terjadi sekitar bulan Juni 2014. Dokumen Pribadi milik Lin Halimah"]

1410580323412309156
1410580323412309156
[/caption]

Sumber Gambar : Kompasiana Antikeramahan?

Kompasianer pun tak hanya prihatin dan masygul bahkan komplain dan protes bernada menyesalkan. Media online blog keroyokan mainstream yang terkenal seantero Indonesia bahkan dunia itu kehilangan kemampuannya untuk menghadirkan emoticon ekspresifnya. Ini bukan hal lucu. Hal ini tentu disesalkan oleh warganya. Akhirnya, mungkin karena bosan protes, kompasianer mendiamkan saja seolah tak mengharapkan emoticon ekspresif itu bisa muncul kembali. Rentang waktu itu, kreativitas pun muncul di tengah loyalitas para kompasianer, ekspresi emoticon dalam "sharing and connecting" pun muncul dalam tulisan atau simbol lain, misalnya jika tertawa menggunakan "hahahah... wakakaka... hihihii...dan lain-lain; jika bersedih mereka menggunakan "hiks..hiks..hiks..dan lain-lain" Ataupun dengan simbol-simbol lain semisal (^_^); ^___^; @_@.

Pagi ini saya dikejutkan oleh teriakan Lin Halimah, kompasianer yang mengidolakan Kang Pepih Nugraha pendiri blok keroyokan yang mendunia itu, "Mas, the smiling emoticon is back. I see it now...!" sambil ia memamerkan emoticon senyum, tertawa dan sedih yang baru saja ia posting dalam komentarnya di suatu tulisan. "Ah yang benar, Lin?" saya tak percaya karena saya juga termasuk kompasianer yang pesimis bahwa emoticon ekspresi itu bisa diperbaiki dan hadir kembali. "Ihhhhh. Iya benar..!" gadis cantik mempelai wanita saya itu meyakinkan saya. Saya pun melihat di komentar yang ia posting. Ternyata benar. Saya juga turut senang. :D

[caption id="attachment_342516" align="aligncenter" width="564" caption="Emoticon Ekspresi di Kompasiana Muncul Kembali 13 September 2014. Dokumen Pribadi"]

1410580580819833028
1410580580819833028
[/caption]

Kembalinya emoticon ekspresi di Kompasiana ini tentunya juga akan disambut gembira oleh kompasianer lainnya yang setia menjadikan Kompasiana dari waktu ke waktu semakin bermutu, dari waktu ke waktu menjadi lebih baik. Emoticon ekspresi itu begitu penting buat kita sebagai bumbu penyedap dalam "sharing dan connecting" antar kompasianer atau dengan pembaca lainnya.

Kembalinya emoticon ekspresif itu menunjukkan keseriusan pengasuh dan pengelola Kompasiana, untuk lebih ramah dan ekspresif dalam memberikan respon terhadap seluruh warga (kompasianer) yang dengan setia menghadirkan artikel-artikel yang baik dan bermutu tanpa imbalan apapun. Salut atas tak kenal menyerah untuk menghadirkan emoticon ekspresif itu kembali. Jempol...!! Thumbs up..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun