Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bubarkan Parlemen Lebih Beralasan Dibanding Interpelasi Presiden

4 Desember 2014   04:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:06 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar

Enam puluh hari sudah cukup memberikan gambaran kepada kita rakyat Indonesia bagaimana hari-hari selanjutnya para anggota DPR itu akan melaluinya. Sulit untuk percaya bahwa mereka akan bekerja demi kepentingan kita rakyat Indonesia yang telah memilih mereka. Pelarangan oleh Presiden Jokowi kepada kabinetnya untuk tidak melakukan rapat dengan parlemen sampai konflik parlemen itu selesai bisa dimaknai ketidakpercayaan eksekutif kepada parlemen.

Konfilk berkepanjangan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) terus tak henti-hentinya saling menjegal, saling mengancam, saling mengunci, saling berebut kuasa dan saling benar sendiri. Sudah tak ingat lagi bahwa mereka adalah wakil rakyat, mereka sudah lupa bahwa mereka dipilih untuk menjadi partner Pemerintah menghantarkan rakyat Indonesia menjadi sejahtera. Tak salah jika kita mendesak Presiden Jokowi untuk mengeluarkan saja dekrit pembubaran mereka. Secepatnya.

Pembubaran parlemen di Indonesia bukanlah barang baru. Sejarah Indonesia mencatat adanya pembubaran parlemen dengan dekrit presiden yaitu Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno.

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Sumber bacaan
1. http://www.tempo.co/read/news/2014/11/28/078625004/Jurus-Saling-Kunci-Jokowi-dengan-Koalisi-Prabowo
2. http://www.bimbingan.org/presiden-yang-melakukan-dekrit-presiden-selain-soekarno.htm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun