Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kasak Kusuk e-Blusukan Presiden Jokowi

3 Desember 2014   00:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_357431" align="aligncenter" width="630" caption="e-Blusukan Presiden Jokowi dengan TKI 8 Negara"][/caption]

Sumber Gambar

Fakta di depan mata Presiden Jokowi dan kabinetnya sejak dilantik telah bekerja ngebut. Presiden berupaya memenuhi janjinya kepada rakyatnya saat kampanye dengan bekerja penuh semangat, penuh kesungguhan dan dengan hati suka cita. Sayangnya pemandangan kontras terlihat pada parlemen. Parlemen yang memikul amanah dari rakyat sejak dilantik sampai saat ini masih ribut dan carut marut. Parlemen yang sejak awal ada dua kubu: Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tak henti-hentinya saling menjegal, saling mengancam, saling mengunci, saling berebut kuasa dan saling benar sendiri. Sudah tak ingat lagi bahwa mereka adalah wakil rakyat, mereka sudah lupa bahwa mereka dipilih untuk menjadi partner Pemerintah menghantarkan rakyat Indonesia menjadi sejahtera.

Tulisan ini tidak akan membahas tentang kerjaan ribut anggota parlemen, biarlah mereka terus saling ribut sendiri. Tulisan ini lebih pada kasak-kusuk ringan e-blusukan Presiden Jokowi. Semoga bermanfaat.

Dalam lima tahun terakhir pemerintahan Presiden ke-6 SBY tercatat anggaran perjalanan dinas membengkak 1.300 persen. Anggaran perjalanan dinas kementerian dan lembaga melonjak terus dari Rp 2,9 triliun (2009) menjadi Rp 35 triliun (2014) dan Rp 37 triliun (RAPBN 2015). Sumber disini. Pemerintah Jokowi - JK berjanji untuk mengurangi anggaran perjalanan dinas, selain juga akan mengintegrasikan sekitar 330 media online. Hal itu dinilai sejalan dengan rencana Jokowi menerapkan sistem e-blusukan atau blusukan dengan memanfaatkan teknologi Internet. Diyakini bahwa e-blusukan merupakan salah satu upaya pemerintah Jokowi memangkas anggaran dinas yang saat ini dirasa terlalu besar.

Blusukan dan e-Blusukan

Blusukan sudah menjadi trade mark Jokowi. Kegiatan blusukan inilah yang membedakan Jokowi dengan pemimpin lainnya. Blusukan sudah dilakukannya sejak ia menjabat sebagai walikota Solo, kemudian sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai sekarang saat menjadi seorang presiden. Bahkan tidak salah jika disebut kegiatan blusukan lah yang menghantarkan Jokowi menjadi presiden. Blusukan sebagai suatu kegiatan telah membawa Jokowi terkenal tak hanya di Indonesia bahkan di dunia internasional. Majalah Foreign Policy yang memasukkan Jokowi saat itu masih menjadi Gubernur DKI Jakarta sebagai Pemimpin Berpengaruh Dunia 2013 (The Leading Global Thinkers of 2013, urutan ke-39 dari 134 pemimpin dunia) dengan salah satu alasannya kegiatan blusukan yang dilakukannya selain kesederhanaanya dan keberhasilannya secara praktis melakukan relokasi warga di sekitar waduk Pluit dan Ria Rio dalam rangka pencegahan banjir (sumber disini).

Dalam versi Jokowi, blusukan menjadi leadership style dan sebagai simbol kegiatan yang pro rakyat karena di dalamnya terdapat interaksi langsung antara pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya. Jokowi melakukan blusukan untuk mengetahui kondisi dan keadaan rakyat yang sebenarnya, baik problem yang ada di dalam masyarakat yang bisa menginspirasi program pembangunan yang akan diterapkan, pengaruh program yang diterapkan ataupun sebagai bahan evaluasi penerapan program yang diterapkan apakah sudah tepat sasaran dan berhasil guna untuk rakyat di bawah kepemimpinannya. Ingin mengetahui lebih dalam tentang blusukan, silakan baca Politik Blusukan: Jangan Ngawur Mengartikannya!

Keinginan Jokowi untuk meneruskan kebiasaannya melakukan blusukan di satu sisi mendapat sambutan positif dari masyarakat, namun di sisi lain menghadirkan pertanyaan bagaimana model blusukan yang pas mengingat wilayah Indonesia yang begitu luas. Wacana blusukan secara elektronik, e-blusukan, mengemuka untuk menjawab tantangan Presiden agar tetap dapat berkomunikasi secara langsung dengan rakyatnya.

e-Blusukan Jokowi

Blusukan online atau blusukan daring (dalam jaringan) dilakukan presiden lewat video conference dengan warga di sejumlah tempat yang berbeda (daerah atau negara), sedangkan presiden duduk menghadap enam monitor layar datar. Di hadapan presiden dipasang sebuah handycam. Dialog antara warga dan presidennya pun terjadi dan dilakukan secara real time. Itulah teknis e-blusukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun