Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ahok vs 2,000 PNS DKI: Siapa Kucing Siapa Tikus?

14 Desember 2014   15:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_359318" align="aligncenter" width="576" caption="Musuh bebuyutan: Kucing dan Tikus. Abadi dan melegenda."][/caption]

Sumber Gambar

Kisah perseteruan kucing dan tikus abadi, melegenda dan alami. Di dunia nyata dalam siklus rantai makanan dalam suatu ekosistem keduanya sebagai predator dan mangsa satu sama lain. Tikus hampir pasti menjadi mangsa kucing. Kucing sebagai predator atau pemangsa tikus.

Lain halnya dalam film kartun yang tujuannya menghibur anak-anak --atau entah ingin membalikkan fakta-- seperti kisah Tom and Jerry, tikus digambarkan sering mengalahkan kucing. Dalam film kartun itu tikus digambarkan lebih cerdik ala Mc Gyver, karena itu selalu lolos dari cengkeraman kucing.

Dalam konteks kehidupan manusia, karena perilaku dan sifat tertentu manusia digambarkan seperti hewan, makhluk yang lebih rendah derajadnya dibanding manusia itu sendiri. Penyandaran manusia pada hewan tertentu itu biasanya karena kesamaan perilaku dan sifat. Kucing garong untuk suatu penggambaran pada seorang laki-laki yang doyan wanita. Sedangkan tikus digunakan untuk menggambarkan pelaku korupsi.

Penggambaran laki-laki sebagai kucing garong karena ia berperilaku liar, genit, mata keranjang, suka mengumbar hawa nafsu pada wanita dan lain-lain.

Adapun penggambaran seperti tikus karena perilaku dan sifat pelaku korupsi, ya seperti tikus: licik, culas, rakus, pengecut dan lain-lain.

Lain daripada itu semua, ada suatu kisah hikmah tentang kucing dan tikus. Kisah tentang kegalauan tikus karena menjadi mangsa kucing yang diceritakan kembali dengan bebas. Oleh karena takut akan eksistensi tikus di dunia hewan terancam punah, para tikus pun mengadakan suatu sidang istimewa. Seluruh warga tikus mengharuskan dirinya hadir langsung memberikan pendapatnya. Sidang itu dipimpin oleh dewan kolektif pimpinan para tikus.

"Saudara-saudara para tikus sekalian, kita mesti mencari cara agar eksistensi kita tidak punah karena dimangsa musuh bebuyutan kita: kucing," demikian pemimpin tikus.

"Kita harus berperang melawan kucing..!" kata salah satu tikus memberikan usulan. Usulan itu pun dibahas dengan kesimpulan akhir: alih-alih perang menyelesaikan masalah, malah akan mempercepat punahnya tikus.

Setelah lama berdiskusi yang diselingi perdebatan seru, tapi tak menemukan solusi, para tikus itupun meminta nasehat pada dewan penasehat mereka. Pemimpin dewan penasehat lama terdiam setelah mendapatkan laporan bahwa sidang istimewa para tikus tak menemukan suatu solusi apapun. Setelah sunyi beberapa saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun