Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Insiden Air Asia Indonesia, Dibalik Pujian Ada Ancaman Perpanjang Larangan Terbang ke Eropa?

31 Desember 2014   16:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14199922531597348502

Dia mengatakan Presiden Jokowi mendoakan agar seluruh kru dan penumpang pesawat AirAsia QZ8501 bisa ditemukan dalam keadaan selamat. "Presiden Jokowi telah menginstruksikan Basarnas, KNKT, TNI & Polri untuk bersama ikut mencari AirAsia QZ8501 #Konpres," imbuhnya. Terkait instruksi Presiden dari Papua ini dengan cepat operasi pencarian yang dipimpin oleh Tim Basarnas beserta KNKT, TNI-AU, TNI-AL dan tim bentukan Air Asia Indonesia berkoordinasi bekerja sama melacak dan mencari keberadaan pesawat berisi 155 penumpang dan 7 awak itu. Tak banyak bicara dan membatalkan semua agendanya Ignatius Johan Menteri Perhubungan mengadakan jumpa pers untuk memberi penjelasan kepada publik tentang hilangnya pesawat beregistrasi PK-AXC berbendera Indonesia itu.

Sementara itu Presiden Jokowi meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memimpin pencarian pesawat jenis Airbus A-320-200 yang nahas itu. Demikian juga dengan Walikota Surabaya Risma Triharini mendatangi keluarga penumpang QZ 8501 di Crisis Center yang disediakan oleh Air Asia di Bandara Juanda, Surabaya.

Tak hanya pejabat tingkat pusat, Pemda Bangka Belitung pun turut bergerak membantu melacak mencari pesawat di wilayahnya. Nelayan-nelayan yang diduga mendengar dan melihat ledakan dilibatkan. Setiap informasi yang terkait dengan petunjuk pesawat berada ditanggapi dengan serius dan cepat.

Semuanya tak hanya di dunia nyata, di dunia maya --para netizen-- pun turut bersimpati dan berdoa agar pesawat yang hilang itu segera ditemukan.

Doa dan kerja keras pun membuahkan hasil. Kepingan pesawat dan serakan kargo bahkan juga korban yang meninggal diketemukan. Presiden serta merta ingin melihat sendiri hasil temuan itu. Ia pun terbang bersama pesawat pencari ke lokasi di sekitar perairan di Panglan Bun di Kalimantan Tengah setelah menemui keluarga korban di Crisis Center Bandara Juanda Surabaya.

"Dan untuk seluruh keluarga penumpang dan awak pesawat, sekali lagi saya turut merasakan kehilangan atas musibah ini, dan kita semua berdoa agar seluruh keluarga diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini," ucap Jokowi.

Jokowi menegaskan, agar fokus pencarian tetap pada korban dan kru penerbangan. Setelah itu baru pada puing pesawat dan yang lainnya seperti black box.

Di Balik Pujian Itu Ada Ancaman

Ditemukannya para korban pesawat QZ-8501 dengan cepat, bahkan tercepat dari operasi pencarian pesawat yang pernah ada oleh tim pencari, apalagi diapresiasi oleh negara dunia, jangan segera menjadikan kita bangga dan lupa diri. Ingat kita bahwa bahwa pujian itu datang karena ada kecelakaan pesawat. Artinya ada banyak kecelakaan pesawat yang terjadi dan dialami oleh maskapai kita, baik maskapai milik pemerintah maupun swasta.

Lihatlah apa yang ditulis oleh www.theatlantic.com dalam menanggapi kecelakaan Air Asia Indonesia, ".....khususnya di Indonesia, di mana penerbangan AirAsia yang lepas landas pada hari Minggu (28 Desember 2014) kembali menjadi sorotan. Seperti dilaporkan Reuters, negara itu (Indonesia) tetap dalam daftar hitam penerbangan Uni Eropa atas regulasi maskapai yang ada, larangan itu telah ada sejak 2007 dengan hanya beberapa pengecualian. Periode waktu itu, Federal Aviation Administration juga menolak untuk mengizinkan maskapai penerbangan Indonesia untuk meningkatkan rute mereka ke Amerika Serikat.

Sementara Indonesia AirAsia telah banyak menikmati rekor bebas noda, kisah QZ 8501 bisa mengubah persepsi. Seperti Greg Waldron, konsultan industri, mengatakan kepada Reuters: "Ini adalah insiden pertama untuk Indonesia AirAsia, tetapi akan menjadi sorotan sekali lagi pada seluruh industri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun