Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

WN Australia Kritik Pedas Seruan Menlu Bishop #BoycottBali

21 Februari 2015   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 2260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Jika kita diminta untuk memboikot negara-negara yang mendukung hukuman mati, akankah kita diminta memboikot China? atau Amerika Serikat? Jika kita ingin melakukannya bedasarkan kota, bagaimana kalau sekaligus kita memboikot Texas, yang telah meneksekusi 74 orang sejak 2010? Bulan depan festival besar dan populer SXSW Interaxtive akan diselenggarakan disana. Seharusnya setiap yang berpartisipasi menentang hukuman mati secara moral berkewajiban memboikotnya?

Atau jika hanya negara-negara yang mengeksekusi warga Australia kita tertarik (melakukan boikot), bagaimana dengan Singapura? Atau sebagai wartawan, selayaknyakah saya memboikot Turki yang memenjarakan lebih banyak jurnalis dibanding negara lain?)

Menurut Gabrielle setiap orang bepergian disertai dengan masing-masing alasannya. Beberapa di antaranya hanya ingin berlibur di pantai dengan resor yang menyajikan makanan, bir murah dan pelayanannya yang ramah. Mereka meninggalkan rumah karena di negara yang berkembang jauh lebih murah - dengan jaminan sinar matahari.

Dengan bepergian kita tidak-bisa-tidak menyerap beberapa budaya lokal dan kembali ke rumah dengan pemahaman yang lebih dalam tentang adanya cara lain untuk hidup.

Di akhir tulisannya, ia menegaskan dan sekaligus menyatakan bahwa kebijakan pemboikotan itu suatu hal yang menyedihkan.

How can we ever truly begin to understand each other if we don’t go where we fear, or we only travel to places that have policies we like? What a sad and lonely world that would be.

(Bagaimana bisa kita akan benar-benar saling memahami satu sama lain, jika kita tidak pergi ke tempat yang kita takuti, atau jika kita hanya bepergian ke tempat dimana secara kebijakan kita sukai? Betapa menyedihkan dan sendirinya kita di dunia ini jadinya.)

Berbagai komentar tertulis masuk atas tulisan Gabrielle Jackson ini, ada yang menyanggah dan lebih dari itu mendukungnya. Beberapa di antaranya dalam screenshot di bawah ini.

14244804361643303355
14244804361643303355
1424480515924841387
1424480515924841387
142448055641772739
142448055641772739
Sumber Gambar

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Sumber bacaan
1. Why I won't be boycotting Bali – or other countries with the death penalty. 17 Februari 2015. Gabrielle Jackson. www.theguardian.com. Web. 21 Februari 2015.
2. Australians vow to #BoycottBali if Indonesia executes two citizens over drug charges. 16 Februari 2015. The Stream. www.aljazeera.com. Web. 21 Februari 2015.
3. AFP must admit to its 'big mistake' leading to Bali Nine executions, says barrister friend. 7 February 2015. Esther Han. www.smh.com.au. Web. 21 Februari 2015.
4. Bali Nine: AFP's role in case a 'gross error', should be cited when pleading for Andrew Chan and Myuran Sukumaran's lives, lawyer says. 19 Januari 2015. Peter Lloyd. www.abc.net.au. Web. 21 Februari 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun