Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menelusuri Jakarta dengan Lensa Rusia

25 Maret 2020   22:13 Diperbarui: 25 Maret 2020   22:16 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan lalu sebelum ada pembatasan pergi-pergi karena Covid-19 saya sempat menelusuri sebagian jalanan Jakarta dengan lensa lama buatan Rusia. Bagi pecinta lensa klasik atau vintage Helios adalah nama yang tidak asing. 

Saya mendapat lensa Helios-33 yang panjang fokusnya 35mm dengan diafragma terbesar F/2 di Master Camera, Senayan Trade Center (STC). Awalnya saya ragu dengan lensa ini karena bentuknya yang mungil dan sangat ringan. 

Tetapi setelah mencoba-coba ternyata hasilnya tajam dan bokehnya menarik. Dengan bantuan adapter lensa ini bisa dipasang di kamera digital moderen. Semua foto dalam tulisan ini saya ambil dengan lensa Helios-33.

Gang analog garis keras, teman berburu lensa tua (dok pri)
Gang analog garis keras, teman berburu lensa tua (dok pri)
Bajaj khas Jakarta (dok pri)
Bajaj khas Jakarta (dok pri)
Mount asli dari lensa ini adalah mount ulir L39. Untuk menggunakannya pada kamera kita perlu adapter, misalnya L39 ke Fujifilm atau Sony. Meskipun ditambah dengan adapter lensa ini panjangnya tidak sampai 5cm jadi sangat cocok untuk street photography karena tidak menyolok. 

Saya mendapat lensa yang berwarna hitam dengan tulisan putih dan hijau. Cincin diafragmanya tidak klik jadi bisa juga dipakai untuk video. Putaran cincin fokusnya sangat lembut dan putarannya panjang, hampir 320 derajat sehingga memungkinkan presisi fokus yang akurat.

Tajam dengan kontras tinggi (dok pri)
Tajam dengan kontras tinggi (dok pri)
Lensa mini hasil maxi (dok pri)
Lensa mini hasil maxi (dok pri)
Lensa ini menurut saya benar-benar kecil-kecil cabe rawit karena hasil fotonya tajam dengan kontras yang tinggi. Lensa ini paling cocok untuk membuat foto hitam putih. 

Saya memasangkan lensa ini dengan kamera Fujifilm X-Pro2 dengan pengaturan hitam-putih Acros. Yang perlu diingat adalah bahwa lensa ini adalah lensa manual. 

Jadi pastikan mengatur fokus dan diafragma sebelum menekan tombol jepret. Tentu lensa ini bukan untuk Anda yang tidak mau belajar pemfokusan manual. Karena ukurannya yang mungil dan designnya yang tidak menyolok, lensa ini sangat cocok untuk fotografi jalanan atau nyetreet.

Penjual kopi dan mie (dok pri)
Penjual kopi dan mie (dok pri)
Jalan sore (dok pri)
Jalan sore (dok pri)
Saya selalu nyetreet sambil kerja, maka waktu saya selalu singkat. Bulan lalu saya rapat di Jakarta pada hari Jumat dan Sabtunya harus kembali ke Jogja.

Sabtu pagi saya jalan-jalan di STC, cuci mata dan berburu lensa lensa tua. Sesudah makan siang saya mulai menelusuri jalanan Jakarta. Tak terasa matahari telah terbenam, namun ternyata si mungil buatan Rusia ini masih mampu menangkap foto-foto jalanan tanpa kesulitan. Kalau Anda menyukai street photography dengan lensa manual, lensa ini sangat saya rekomendasikan.

Mencoba MRT (dok pri)
Mencoba MRT (dok pri)
Semoga Covid-19 segera berlalu sehingga kita semua bisa nyetreet lagi dengan leluasa. Jaga kesehatan dan keselamatan. Libur dulu dari berburu foto di jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun