Mager atau malas gerak, sebenarnya termasuk salah satu teknik street photography yang paling klasik. Teknik ini juga biasa dikenal dengan teknik fishing karena kita seperti memancing di sungai.
Kita mencari tempat yang nyaman yang diperkirakan akan ada banyak ikannya. Dalam fotografi jalanan kitapun melakukan hal yang sama, mencari tempat yang nyaman dan akan banyak orang lewat untuk difoto. Biasanya kita juga memilih latar belakang yang menarik.
Membuat fotografi jalanan adalah menulis puisi visual. Foto yang dihasilkan bukan foto documenter seperti seorang sejarawan atau antropolog, juga bukan foto warta yang dibuat oleh wartawan foto. Rasa tentang suatu waktu dan rasa dari sebuah peristiwa itulah saya kira yang ingin disampaikan oleh seorang fotografer jalanan.
Travel fotografer cenderung mengambil foto bangunan-banguanan atau tempat-tempat terkenal dengan sudut pandang yang mirip dengan kartu pos popular. Sedangkan fotografer jalanan kalau dia terpaksa harus memotret bangunan yang ikonik biasanya sudut pandangnya akan unik.
Sikap ini lebih mirip yang digambarkan oleh Robert Frost, penyair terkenal dari Amerika yang menulis tentang jalan yang tak pernah dilalui, the road not taken, atau lebih tepatnya jalan yang jarang dilalui oleh fotografer lain.
Di sela-sela pertemuan yang waktunya hanya sedikit saya sempatkan mengekplorasi jalan-jalan di sekitar kampus. Sesudah lelah berjalan saya mager di sekitar stasiun kereta bawah tanah sambil minum kopi dingin.