Karena tuntutan pekerjaan saya banyak melakukan perjalanan. Karena hobi saya adalah fotografi maka saya banyak membuat foto-foto perjalanan. Saya menganggap diri saya seorang travel fotografer amatir.Â
Bukan amatir dalam arti bahwa sembarangan membuat foto tetapi lebih karena saya tidak mendapat penghasilan dari foto-foto saya. Fotografer profesional menghasilkan banyak uang dari foto-fotonya tetapi terikat kontrak tertentu. Saya sebagai travel fotografer amatir merasa lebih bebas bereksperimen dan berekspresi.
 Kalau pekerjaan menuntut saya harus membawa banyak buku dan dokumen, maka saya hanya membawa sedikit lensa. Kalau pekerjaan kebetulan tidak banyak maka saya membawa lebih banyak lensa. Kalau saya hanya bisa membawa satu lensa maka biasanya yang saya bawa adalah lensa 35mm untuk sensor aps-c atau sudut pandangnya serupa dengan lensa 50mm pada sensor fullframe.
Terkadang saya mengeluarkan kamera dan membuat foto udara ketika pesawat akan lepas landas atau akan mendarat. Kalau kebetulan pemandangan di luar jendela tidak menarik atau saya tidak bisa mendapatkan tempat duduk dekat jendela, saya sering iseng memotret isi pesawat termasuk pramugari atau penumpang lain.
 Saya agak terkejut karena kursi di ujung sebelah saya yang awalnya kosong  kemudian terisi. Kursi itu diduduki seorang pramugari. Melihat saya terbangun dari tidur pulas, dia tersenyum ramah ala pramugari. Saya pun basa-basi bertanya, "Mau ke Jakarta juga Mbak?"Â
Dia tersenyum lalu balik bertanya, "Lho Bapak mau ke Jakarta? Ini pesawat ke Semarang, Pak."
Gubrak! Saya terkejut setengah mati.Â