Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Menangkap" Petir di Bangkok

31 Oktober 2018   23:13 Diperbarui: 1 November 2018   14:41 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ada petir menyambar-nyambar saya selalu ingat pesan nenek saya waktu kecil dulu. Ucapkan: "Gandrik putune Ki Ageng Sela." itu nasehat nenek supaya saya terhindar dari sambaran petir.

Ungkapan yang berarti bahwa saya adalah cucu Ki Ageng Sela atau Selo akan mengusir petir.

Dalam cerita legenda Jawa Ki Ageng Selo adalah seorang sakti yang bisa menangkap petir. Cerita legenda ini banyak dikisahkan dalam dongeng maupun dipentaskan dalam ketoprak.

Lensa 14mm, F/22, SS 4 detik, ISO 100
Lensa 14mm, F/22, SS 4 detik, ISO 100
Pada kunjungan saya ke Bangkok beberapa minggu yang lalu cuaca sedang banyak mendung dan ada beberapa kali hujan. Saya menghadiri sebuah diskusi forum kebijakan perguruan tinggi Asia Tenggara dan Eropa. Saya mendapat kamar lantai 27 di sebuah hotel yang berada di pusat kota.

Pada sore hari kedua cuaca mendung dan mulai hujan. Saya sedang mempersiapkan presentasi saya untuk hari berikutnya ketika petir mulai menyambar-nyambar dan suara guntur yang keras mulai bersahutan.

Lensa 14mm, f/22, ss: 6,5 detik, ISO 100
Lensa 14mm, f/22, ss: 6,5 detik, ISO 100
Saya memutuskan untuk mencoba menangkap petir seperti Ki Ageng Selo tetapi dengan alat yang berbeda yaitu kamera. Pertama saya mematikan lampu kamar supaya tidak ada bayangan dari kaca jendela.

Kedua, kamera saya letakkan pada bingkai jendela dengan ujung lensa menempel di kaca supaya tidak goyang dan juga supaya tidak ada bayangan atau pantulan.

Kamera saya atur pada ISO 100, kecepatan antara 5 sampai 10 detik, dan diafragma 8, 11, atau 16. Bukaan lama atau long exposure ini saya lakukan karena saya tidak tahu kapan petir akan menyambar.

Exposure time 6,5 detik (dokpri)
Exposure time 6,5 detik (dokpri)
Kesabaran dan keberuntungan memang diperlukan dalam kondisi ini. Saya harus sabar menunggu kapan petir akan menyambar. Kesabaran benar-benar diuji ketika berkali-kali prediksi meleset. Petir menyambar ketika saya tidak menekan tombol shutter. Keberuntungan juga menjadi faktor penentu.

Percobaan menekan tombol shutter yang berulang-ulang tentu akan ada yang mengenai sasaran. Hukum probabilitas berlaku, semakin banyak menekan tombol semakin tinggi kemungkinan petir akan tertangkap.

Mungkin, dari 10 kali jepretan hanya akan ada satu atau dua foto yang bagus.

Selamat mencoba keberuntungan.

Kesabaran dan keberuntungan (dokpri)
Kesabaran dan keberuntungan (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun