Seorang lelaki duduk sendiri saat senja di sebuah taman. Dia mencoba menghangatkan bangku taman yang masih beku. Dahan-dahan meranggas tak berdaun bagai cakar-cakar burung gagak yang legam. Tak ada pipit, tak ada serangga. Hanya ada dingin yang membujur kaku. Sebuah headphones besar membenamkan pikiran-pikiran buruknya. Namun Kina yang bernyanyi dalam kepalanya yang hampa bercerita tentang the scar of love.
Dia memandangi bekas goresan luka di tangan kirinya. Perlahan dengan pisau lipat dia menggores bangku taman. Matanya mengikuti baris-baris kalimat pendek yang ditulisnya:
[Cinta adalah luka
Ia akan sembuh
Namun bekasnya tertinggal selamanya.]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!