Mohon tunggu...
Otong Komen
Otong Komen Mohon Tunggu... -

man in black

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

AKU PNS DAN AKU KAYA

19 Maret 2013   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mempunyai pekerjaan sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil ( PNS)sering kalimenjadi impian bagi sebagian orang. Karena jenis pekerjaan ini katanya memberikan jaminan financial dan juga status dimasyarakat. Tak heran banyak orang berlomba – lomba untuk mendapatkan pekerjaan ini. Hingga terkadang sebagian orang rela menempuh cara – cara yang tidak wajar seperti membeli “SK” dan sebagainya untuk mendapat predikat bekerja sebagai PNS.

Dan bukan rahasia lagi bahwa memang benar menjadi PNS bisa mewujudkan berbagai macam keinginan sebagaian orang yang memimpikannya ketika belum menjadi PNS. Seperti ingin kaya, punya status, punya jabatan, dan lain sebagainya. Salah satunya mungkin adalah saya, saya merasa bisa merasakan menjadi orang kaya setelah bekerja sebagai PNS. Meski baru menjadi PNS selama 6 tahun namun kekayaan yang aku miliki tidak kalah dengan kekayaan yang dimiliki oleh Gayus, atau jendral DS, apalagi jaksa Urip. Dan sampai saat ini aku masih bisa menikmati kekayaan tersebut tanpa takut ditangkap jaksa atau KPK.

Untuk diketahui aku hanya seorang staf PNS biasa yang bekerja di sebuah kantor kecamatan yang terletak di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah. Meski ditempatkan ditempat yang kata orang tempat yang “kering”, namun aku menemukan justru sebaliknya, justru aku bisa memupuk kekayaan yang sebanyak- banyaknya. Berikut ini akan aku beberkan daftar kekayaaan yang aku miliki setelah aku menjadi PNS.

Yang pertama, dengan menjadi PNS berar ti aku bisa menemani ibuku setelah mendiang ayahku meninggal 2 tahun sebelumnya. Ibuku adalah inspirasiku, dia adalah kekayaan yang Allah berikan kepadaku dan aku merasa kaya dapat menemani beliau dalam perjalanan hidupku.

Yang Kedua, Kecamatan tempat aku bekerja adalah tempat yang subur dan penghasil padi terbesar ditempatku. Ditempatkan di kecamatan ini membuatku merasa nyaman, bekerja serasa liburan setiap hari bagiku karena bila aku bertugas ke desa – desa maka aku bisa menikmati indahnya pemandangan alam pedesaan dengan warna padi disepanjang perjalananku. Begitu juga dengan teman – teman sekantor maupun relasi dengan perangkat desa dan tokoh masyakat yang bekerja dengan jujur dan bisa berteman dengan tulus. Serta pimpinan yang mau bekerjasama dengan staf dan menjadikan pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Negara.

Yang ketiga, setahun setelah menjadi PNS aku bisa menikahi wanita yang sekarang menjadi istriku, dia adalah karunia Alloh yang selalu bisa menenangkan hatiku dan mau mengingatkanku ketika hendak berbuat yang tidak sesuai dengan tuntunan agama dan normayang ada. Dia berikut dua anakkua adalah kekayaan yang tiada dapat tergantikan dengan apapun juga didunia ini.

Yang keempat, gaji yang aku terima adalah imbalan pekerjaanku setiap bulannya, dan aku bersyukur bisa memenuhi kebutuhan pokokku dengan gaji yang aku terima. Semua aku berikan kepada istriku untuk dikelolanya. Jumlahnya cukup untuk satu bulan dan, jika hanya sampai akhir bulan, aku tidak kuatir karena pada tanggal 1 bulan berikutnya Insya Alloh aku akan menerima gajiku lagi. Aku dan keluargaku bebas membelanjakannya karena bukan hasil mencuri apalagi korupsi.

Demikian aku memaknai kekayaan yang aku miliki setelah menjadi PNS, banyak dan tak terhingga. Jika orang bertanya, apakah aku merasa puas, tentu saja belum, aku harus memupuk terus kekayaanku dengan menambah teman, mengunjungi tempat – tempat baru di kecamatanku, dan tentu saja mencari tambahan penghasilan yang halal untuk istri dan anakku. Namun disamping itu semua, bekerja sebagai PNS adalah sebuah kekayaan yang bernama kepuasan batin atas sebuah pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun