Tulisan ini, hanyalah tulisan untuk mengobati rindu. Rindu keseimbangan di tengah hiruk pikuk demo dan ancaman demo. Rindu proses alamiah mencapai harga. Rindu berbagi beban untuk hidup agar bisa menjalani hidup, berjalan bersama mencari solusi dan bergerak maju untuk hidup.
Beberapa malam lalu, sebelum melewati tol Sumatra dan menyeberangi Selat Sunda, kami menikmati Bakso Malang di Lunjuk. Harga 10.000 bisa, 8.000 juga dilayani. Penjualnya Jasuma dari Lampung. Punya istri satu dan anak dua.
Ditanya harga belum naik, jawabannya bikin de redek jantung alias nujah relung hati.
"Aku weslah. Rezeki. Percoyo karo sing gawe urip".
Salam Kompal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H