Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahasa Cinta "Gado-gado"

22 Februari 2022   14:01 Diperbarui: 22 Februari 2022   14:15 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nathan Dumlao @unsplash.com

Ibu-ibu sambil membawa bayi, balita makan bareng. Ngobrol. Tertawa. Menghilangkan penat, setelah hampir sebulan memilah tangkapan ikan suami-suami yang melaut, membuat ikan asin atau membuat kopra.  Kerasnya hidup.

Hari Pos Yandu adalah me time ibu-ibu Pantai Timur Sumatra bersama anak-anak. Me time seluruh pegawai Puskesmas. Foto terindah dalam kepala. Memori.  

Sang perempuan berambut panjang ikal berombak, memiliki lesung pipit di pipi kirinya tersenyum ketika melihat lelaki berambut gondrong bertas ransel turun dari ojek. Diminta cuci tangan dan cuci muka sambil menyerahkan handuk kecil.

Ruang kerja sang pacar, ada kamar mandi kecil dengan gentong biru tempat tampungan air hujan. Ada satu bungkus gado-gado di atas piring dengan kerupuk udang di gelok. Mengapa bungkusan kertas koran dan daun pisang itu bisa tertebak isinya gado-gado karena bau khas bumbu kacang menyeruak ruangan. Usai cuci tangan dan cuci muka sang lelaki melongokan kepala ruang tengah dan sang pacar sedang menimang seorang balita. Pemandangan yang bikin cemburu.

"Ini sudah diberi makanan tambahan kan!" katanya sambil menyerahkan balita kepada seorang bidan.

"Sudah Dok. Tadi setelah timbang, diberi Vitamin A dan makanan tambahan".

Seorang lelaki masuk ke ruang tengah dan berpamitan untuk ke Palembang. "Terima kasih ya sudah membawa gado-gado Bik R. Ojeknya berapa?".

"Tidak usah Dok. Pagi tadi kebetulan pulang pergi naik Angkot Bukit temen, jadi gratis".

Seluruh Angkot di Palembang itu dulu muternya di bawah Jembatan Ampera. Begitu juga dengan speed boat jalur dan Pantai Timur Sumatra juga berlabuh di kawasan Jembatan Ampera.

Leherku tercekat. Gado-gado Bik R di Jalan Cek Bakar bisa sampai di sini. Naik speed boat jam 9 pagi. Perjalanan gado-gado di atas meja ini sangat panjang. Hal-hal kecil inilah yang terkadang tak terpikirkan olehku tetapi dipikirkan dan dieksekusi oleh perempuan keras kepala (eigenwijs).

Jadi ketika aku take off dari CKG, gado-gado ini juga melesat dari bawah Jembatan Ampera. Sang perempuan pasti sudah memesannya sehari lalu pada serang (pengemudi speedboat). Aku cuma bawa debu dan keringat bau ke Pantai Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun