Kali ini Pemerintah Republik Indonesia sudah jauh hari bersiap menghadapi Covid 19. Tidak mau kecolongan dan berusaha menyampaikan dengan sangat serius melalui berbagai platform mengenai varian baru Covid 19, omicron. Ibadah Natal tahun ini dipastikan juga akan dilaksanakan dengan Prokes ketat dan hibrid.
Omikron adalah mutasi varian Covid 19 terakhir yang diberi nama oleh WHO. Mutasi yang dilakukan oleh Covid 19 memang bikin pusing. Omikron merupakan huruf ke-15  dalam alphabet Yunani. Kecepatan penularannya 500 persen lebih cepat dari  Covid 19 pertama. Sumber.
Pertanyaan sederhana yang sering dilontarkan oleh sesama kaum awam non ahli apalagi berkompetensi, mutasi Covid 19 akankah terus terjadi? Kemungkinan besar ia. Sederhana ceritanya adalah semua tergantung dari geografis, daya tahan tubuh, inang dan intervensi terhadap virus.Â
Stop. Jangan diteruskan soal mutasi ataupun hal-hal teknis mengenai Covid 19. Penulis bakal kena pasal tidak tahu tapi nau nau. Itu kato Wong Pelembang. Tidak tahu/ngerti tapi pura-pura tahu atau tahu sedikit terus dikecap secara liar. No. Aku tidak mau itu. Carilah info teknis ke lembaga berkompeten/ahli berkompeten.
Masih ingatkan dengan iklan tagline, apapun makanannya, minumannya (tiga kata). Sama dengan Covid 19 dan segala mutasinya, pencegahannya hanya menerapkan 5 M+Vaksin. Awalnya hanya 5 M. Menjaga jarak, memakai masker yang benar, mencuci tangan dengan sabun, mengurangi jalan/mobilitas yang tak perlu, menjauhi kerumunan. Sekarang boleh ditambahi, "cepatlah ikut vaksin". Jadi sekarang pencegahannya dengan tag tak resmi 5 M+Vaksin.
Jaga jarak itu jangan kumpul apalagi berkerumun. Kalau masih ada yang berkelit lucu bin humor, "kan yang diminta, jaga jarak dan menjauhi kerumunan. Ini berjauhan tidak berdekatan, ini cuma ngobrol-ngobrol dengan kawan sambil ngopi". Mari tertawa ngakak. Biasanya kalau sudah berkelompok ada rasa segan dan siapa yang menegakkan "aturan" (jaga jarak, bermasker, cuci tangan pakai sabun) akan dianggap "aneh" dalam kelompok. Outlier dalam statistik.
Ini tulisan ngawur agak sedikit kabur karena baru bangun tidur. Wake Up Me When September Ends dari Green Day mengguncang kepala. Ups maaf sudah kelewatan. Ini sudah ujung November.
Desember malah sudah didepan. Semoga semua bisa menahan diri. Regulasi hibrid (offline dan daring) Ibadah Natal sudah dikeluarkan oleh Kementrian Dalam Negeri. Silahkan pencet ini.  Mari sambut Natal dengan suka cita yang terukur dan tetap mengikuti prosedur. Semangat Natal yang tidak bisa diukur. Itu ada dalam diri masing-masing umat. Cinta kasih yang menggerakkan persaudaraan.Â
Mari sambut Desember dengan senyuman. Suara hujan itu ngangenin. Desember itu saatnya evaluasi. Target nulis, target penjualan, target pekerjaan, target laporan menjadi evaluasi menuju 2022.
Kompasiana sendiri terus bergerak dengan hati-hati dalam badai pandemi Covid 19 yang terus bermutasi. Kompasiana bermetamorfosis. Perubahan adalah kepastian. Perubahan untuk menghadapi tantangan di depan mata dan masa depan. Kompasianival 2021: Optimis Melangkah. Mari terus melangkah dan tetap jalankan 5 M+Vaksin. Kreativitas akan muncul ditengah himpitan ketidakpastian.
Semoga kita semua diberkati dengan kesehatan. Semoga kita semua bisa bertahan.
Salam Kompal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H