Ada hal-hal lain yang tidak perlu disampaikan, disampaikan ketika kami sudah pulang di rumah. Kecuali darurat. Pinjam duit untuk bayar anaknya kuliah, reparasi bajaj Pak De yang rusak adalah hal-hal remeh temeh yang mengikat kami.
Ketika Bungsu TK, barulah kami sadar perilaku kemayu Bungsu yang berjenis kelamin perempuan mirip tata krama Jawa. Adabnya adab Solo. Cara makannya sopan banget. Setiap Bude mudik lebaran ke Solo selalu diberi oleh-oleh makanan, mainan atau pakaian anak-anak Jawa. Kebaya, kain.
Kalau Bude dan Pak De ada kondangan di sekitar tempat tinggalnya Bungsu selalu diajak. Dijemput pagi, dan kalau ditanya anak siapa, Bude selalu menjawab anaknya. Gubraaakk. Bungsu pun kalau ditanya menjawab anak Bude. Apa nggak bikin ngakak dan menghibur. Membahagiakan orang lain itu ibadah kan.
Kalau KKP sebagai ibu biologis, memarahi Bungsu karena kurang disiplin memberesi bekas mainnya dengan kawan-kawan, kuping Bude langsung naik dan membantu memberesi mainan anak asuhnya. Tanpa berkata sedikitpun langsung memberesi. Sulung dan Tengah sering laporan kalau Bungsu itu dimanja banget sama Bude kalau kami tidak ada.
Kami pernah ngomong dari hati ke hati ketika kami mengajak Bude dan Pak De serta cucunya makan bareng di resto cepat saji. Bungsu, biarlah jangan dibantu, dan minta tolong didisiplinkan kalau memang itu pekerjaannya. Biar besarnya dia lebih baik dan disiplin dalam menjalani hidupnya.
Syukurlah ada perubahan, memang tidak drastis tetapi sudah ada perbaikan. Kami menilai wajar Bungsu dianggap seperti anak sendiri karena Bude mengasuhnya sejak bayi kurang dari setahun. Â Memandikannya, mengganti popok, memberi makan dan lain sebagainya ketika kami tidak ada.
Memang kami tidak pernah mendengar Bude mendisiplinkan Bungsu sekeras ketika mendisiplinkan Sulung dan Tengah, paling tidak Bude sudah berubah menjadi Bude yang mendidik Bungsu sebagai "anaknya".
Satu Minggu siang sebelum Pandemi kami selalu keluyuran cari makan di luar. Saat kumpul bareng itulah Tengah yang kalau ngomong ceplas ceplos bertanya, "Bungsu itu ibunya siapa sih?".  Jawaban Bungsu diplomatis. "Ibulah  yang melahirkan dan membesarkanku, mendidikku". Sulung mencecar, "bukan Bude?". "Bude kalau ibu tidak ada," tangkis Bungsu.Â
Ngakak semua. Wajar. Bude sudah ikut kami lama mulai dari Bungsu bayi hingga Bungsu akan menstruasi.
"Ibu dikudeta Bude nih," kata Sulung. KKP pun dengan santai bilang, "Bude tidak ada telunjuk. Ibu punya telunjuk yang buat kamu dan kamu serta kamu, takut. Bahkan bapakmu pun takut. Telunjuk  nenek sihir". Ngakaklah kami.
Bahkan ketika badai Covid 19 menyerang dahsyat beberapa bulan lalu, ketika Bude dirumahkan dengan tetap mendapat haknya, Bude tetap berkontak dan akhirnya ketika kerja lagi dengan protokol kesehatan yang ketat Bude tetap mau. Pagi ketika akan kerja mandi dulu, ganti maju. Pakai masker selama di rumah. Kerja dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang, tidak lagi sampai jam 4 atau 5 sore.