"Berbicara dari hati ke hati. Membahas segala macam kemungkinan yang akan terjadi. Biaya, kunjungan ke panti dan lain sebagainya. Simpulkan dan putuskan."
Muda sudah lewat. Menua sudah pasti. Siap tidak siap pasti akan terjadi. Perubahan fisik dan psikis akan terjadi dengan sendirinya. Diri sendiri yang mesti mempersiapkan. Pasangan pun harus dipersiapkan. Bukan mencari pasangan baru!
Berbicara menua itu sungguh menyakitkan. Akan ada ketakutan suami atau istri akan mati terlebih dulu. Padahal semua yang hidup ada waktunya. Waktu sehat. Waktu sakit. Waktu mati. Itu alamiah sealamiah alam yang terus menua.
Manajemen hari tua bukan hanya soal uang, harta tetapi soal bagaimana suami atau istri akan menikmati hari tua. Bagaimana anak atau cucu mengurusi orang tua atau si mbah.
Manajemen hari tua kadang terbalik. Malah umur sudah tua mengurusi cucu bukan mengurus diri sendiri yang sudah menua. Orang tua sepertinya tidak pernah habis untuk mengurus. Masih muda mengurusi anak, sudah tua mengurusi cucu. Bahkan kalau di perdesaan sampai mengurusi cicit.
Membicarakan hari tua terus terang sangat tidak mengenakkan. Tidak enak tetapi harus dihadapi, jangan sampai tidak enak membicarakan malah kejadian tidak enak yang harus dihadapi. Hilangkan rasa tidak enak.
Mari memulai membicarakan soal hari tua sebelum anak-anak menikah. Pulang ke desa, tinggal di tepi sungai atau tepi sawah. Berkegiatan berkebun, berternak, memelihara ikan bisa menjadi pilihan.Â
Menulis di Kompasiana juga bisa menjadi pilihan untuk mengisi hari tua. Bertarung dengan kaum milineal untuk memperebutkan PV. Wak wak wak. Hiburan melawan pikun.
Tinggal di Panti Jompo adalah pilihan terakhir. Walau sebenarnya tinggal di Panti Jompo itu sebenarnya adalah pilihan terbaik. Persoalan memang pada biaya. Jutaan loh biayanya. Silahkan cari di Mbah Google.
Di dusun terutama di perkampungan di Punggung Bukit Barisan Sumatra, menitipkan orang tua lanjut usia merupakan hal tabu kalau hal itu dilakukan oleh anaknya. Boleh jadi karena Panti untuk Lansia di Punggung Bukit Barisan tidak ada atau belum menjadi perhatian pemerintah daerahnya. Penanaman nilai-nilai menghormati orang tua masih sangat tinggi.
Orang tua akan berjuang untuk memberi makan, menyekolahkan, mendidik, membelikan kendaraan, menyediakan tempat tinggal, menikahkan. Tentu sesuai dengan kemampuan orang tua dan variasi-variasi tertentu dalam kehidupan.