Dunia sempit. Mantri ini dulu menemani Om Bocah Gendeng menyunat Bocah Gendeng dengan bambu. Si Om berprofesi sebagai dokter di rumah sakit simpang empat Palembang.
Cerita Mbah Alim ketika diajak ngobrol di rumahnya menemukan benang merah dengan cerita warga sekitar KM 13. "Ada anak-anak terbungkus dengan daun kelapa muda melongok melihat Mbah. Si anak tersenyum. Selama tiga hari dirawat si anak sering melongokkan kepalanya. Â Bahkan dia menari-nari di antara orang-orang yang membesuknya di samping rumah sakit," kata Mbah Alim.
"Dibungkus ketupat. Ikut nganter ke rumah. Pagi, siang, sore dia main di samping rumah. Akhirnya aku tegur. Pulanglah. Mohon maaf kalau dulu diabaikan. Dulu semua lagi susah. Sekarang pulanglah dengan damai. Jadi anak baik ya," kata Mbah Alim.
Ada kesedihan mendalam dari raut muka Mbah Alim. Ada binar air di mata si Mbah. Tangannya pun menyeka air mata yang hampir jatuh. Doa mengalir lembut dari mulut Mbah Alim.
Bocah Gendeng pun tidak berani bertanya lebih jauh lagi. Hanya lantunan doa yang keluar dari mulutnya yang tercekat.
Bisa jadi anak itu sakit, ikut ekspedisi pengeboran minyak. Sakit daripada menulari anggota lainnya akhirnya ditinggal. Bisa jadi dibungkus, oleh ibunya dengan pelepah daun kelapa untuk mengurangi dingin. Ibunya berjuang sendirian untuk menyelamatkan anaknya di tengah hutan.
Itu hanya kelebatan "kisah" belum terkonfirmasi.Â
Pertanyaan hampa. Apakah justru ibunya yang meninggal duluan atau ditinggal ibunya? Atau si anak meninggal duluan? Apakah si anak mencari ibunya? Mereka yang jatuh adalah perempuan di atas 40 tahun.
Semoga anak berbungkus daun kelapa pulang dengan damai. Senyumannya membuat haru, membuat kelopak memproduksi air mata. Mata kedutan. Bulu roma tegak. Semoga keikhlasan dan damai meliputi si anak. Semoga keikhlasan dan usaha dari si ibu menenangkan mengobati rindu. Semoga semuanya ikhlas bertemu di jalan ke surga.
Salam Kompal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI