Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Berbahagialah dengan Selingkuhan

7 Agustus 2021   17:33 Diperbarui: 7 Agustus 2021   17:35 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selingkuh! Biasa saja kali. Tanya pada setiap lelaki dan perempuan. Apakah pernah melirik dan merasa tertarik dengan orang lain baik secara fisik maupun psikologis dengan orang lain? Lalu pertanyaan lanjutannya apakah salah, apakah berdosa tertarik menyukai orang lain secara fisik dan psikologis? Dosakah?

Ranahnya lelaki dan perempuan tersebut sudah berkomitmen maka itu akan menjadi persoalan konflik, baik berkesudahan maupun tak berkesudahan. Komitmen cinta berdua menjadi rusak karena memunculkan komitmen cinta segi tiga. Maka seorang teman yang belajar hukum setara S1 dan S2 pun langsung ngacir untuk bilang. "Dosakah?"

Sebelum melanjutkan membaca enaknya sambil dengerin lagu Payung Teduh, Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan. Jangan main kosa kata "dosa", barangkali main kosa kata "salah". Salahkah? Serius sampai segitunyakah pertanyaan selingkuh.
Kalau seorang perempuan mengakui dan meminta maaf karena sudah memakan waktu dan memakan pulsa, memakan kuota pada lelaki selingkuhannya. Dijawab oleh lelaki selingkuhan, "tidak Dek, tidak apa-apa. Kakak bisa bagi waktu".

Sudah tahu itu dosa dan meminta maaf tetapi bertahun terus berjalan. Berjalan dan berjalan. Hingga tak tahu lagi berapa waktu yang dihabiskan, berapa pulsa, kuota yang lenyap tak berbekas tetapi membekas di hati dan benak serta eh enak.

Belum lagi dengan gangguan psikologis tipu sana tipu sini untuk dapat berhubungan. Sana menipu sini menipu. Sana mencuri sini mencuri. Waktu dan kesempatan. Itulah permainan cinta segi tiga.

Pertanyaan lanjutannya apakah terjadi peraduan fisik, bercampurnya cairan, setelah sebelumnya terjadi peraduan efek psikologis cinta dalam pemikiran serta gerak bayangan. Ah, kalau ada yang bilang setelah berjam-jam menelpon dan kemudian nanti malam video call? Apakah ada yang tahan "main" nggak buka aurat pada yang bukan suami atau istri?

Ketemuan yuk. Hanya bertemu saja. Dua manusia yang sudah pernah menikmati surga dunia bertemu. Wadidaw.  U huuk. Kalau ada yang bilang, "hanya ketemuan saja". Aku sih berlari. Bukan mengukur baju di badan tetapi tolong deh, jujur saja.

Jika ada orang selingkuh tidak menyentuh dan tidak membuka aurat ketika bertemu atau video call sungguh sangat sesuatu sekali. Tidak bicara sayang. Tidak berperasaan. Tidak bergetar. Tidak serak. Sungguh perselingkuhan imajiner yang sangat super duper tidak salah. Terjawabkan!

Lalu apakah selingkuh selalu dengan aktivitas seksualitas? Pertanyaan sederhana tetapi akan panjang berbelit kusut untuk menjawabnya.

Jauh dahulu kala, ada seorang anak SMP bertanya, "mengapa om bilang ciuman bisa menyebabkan kehamilan padahal kalau dari penjelasan om dan slide yang ditayangkan, kehamilan terjadi kalau bertemunya sel telur perempuan dan sperma lelaki?".

Lelaki berambut gondrong dan bercelana jeans koyak-koyak itupun tersenyum dan memberikan jempol atas pertanyaan pelajar SMP itu. Lelaki itu bilang seperti judul materi ini "one way ticket".

Ciuman itu hanya pembuka jalan, ke dada, dan kemudian ke kelamin tempat sel telur dan sperma bersarang. Kalau beradu sungguh terlalu kalau belum menikah. Cita-cita menjadi berantakan. Dan sungguh gaduh seluruh kelas pendidikan seks.

Waktu molor karena pertanyaan terus keluar dari siswa SMP perempuan dan lelaki akibat sudah terjalin kepercayaan antara anak-anak dan pembawa materi. Bahkan Romo waktu itu terpaksa membeli nasi bungkus untuk semua anak-anak dan guru serta memberi tahu  sekaligus meminta maaf kepada orang tua yang menjemput anak-anaknya kalau anaknya pulang agak telat.

Jadi selingkuh adalah pembuka jelan menuju seksualitas di luar pernikahan. Bisa menjadi bahagia dan neraka. Bahagia kalau tidak ketahuan. Neraka kalau ketahuan.

Selingkuh adalah one way ticket. Tidak akan ada  jalan untuk pulang kembali. Hanya ada kesakitan. Hanya ada dendam. Hanya ada menyalahkan. Bilapun ada perdamaian, suatu waktu pasti akan diungkit lagi oleh yang "merasa" tersakiti. Lagi dan lagi. Apalagi kalau ternyata orang yang diselingkuhi ternyata jauh dari standar pasangan akad nikah resmi. Standar itu bisa pendidikan, bisa kecerdasan, bisa harta, bisa juga daya tahan ehmmm serta bisa dan lain-lain.

Bisa jadi ketika sedang adem ayem. Walah-walah pada tanggal tertentu yang merasa tersakiti akan mengungkit tanggal ulang tahun selingkuhan pasangannya. Tidak ada angin dan hujan tiba-tiba cuaca berubah menjadi badai.

Bagi yang memang diberi kesempatan untuk jatuh cinta untuk "kedua" kalinya sehingga membuat cinta segita, silahkan bercerai dengan baik-baik. Jangan mengulur waktu karena masih ada kesempatan menjalani hidup bahagia. Semua orang berhak untuk bahagia. Tinggalkanlah orang yang membuatmu tidak bahagia. Berbahagialah dengan selingkuhanmu.

Bagi yang membaca tulisan ini pasti kecele karena tulisan ini tidak mengajak untuk kembali kepada pasangan akad nikah tetapi mengajak untuk berbahagia dengan selingkuhan. Lah, kalau tidak bahagia dengan selingkuhan kenapa selingkuh.

Ibarat hardisk sudah pernah ditulis dan kemudian dihapus pasti berbekas. Dulu ada program namanya PC Tool untuk mengambil tulisan yang terhapus.

Pasangan sudah tidak sempurna lagi. Pasangan sudah cacat. Lepaskanlah. Tendangkanlah. Hidup dan bahagia kalian, kalianlah yang menentukan bukan pasangan. Apalagi kalau sudah sama-sama selingkuh.

Kaum lelaki dahulu terlabel sebagai tukang selingkuh. Stop dulu. Sekarang banyak juga perempuan selingkuh.

Bercinta butuh komitmen. Menikah butuh komitmen. Dengan sebuah telepon pintar dan kuota data ataupun wifi seorang ibu rumah tangga bisa berselingkuh. Bisa membuat janji pertemuan. Begitupun dengan seorang kepala rumah tangga, bisa melakukan hal yang sama.

Berbahagialah dengan selingkuhan karena sudah memilih selingkuh selingkuhan. Selingkuh itu one way ticket.
Lantas bagi yang jomblo lalu takut membangun komitmen dan menjomblo. Jangan. Please jangan. Hidupmu akan penuh warna dengan cinta dan komitmen. Biarkanlah pasanganmu yang berselingkuh. Diri sendiri jangan. Selesaikan baik-baik.

Salam penuh canda cinta. Cuma kalau sudah cinta jangan bercanda kecuali bercanda dalam bercinta. Bukan bercanda dalam cinta segi tiga.

Salam Kompal

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun