Entah iblis  apa yang merasuki seorang lelaki yang cemburu dan nekat serta tega membunuh istrinya dengan menenggelamkan kepalanya di sungai. Iblis memang sedang sial karena dia disalahkan. Ini pembunuhan yang sangat menyakitkan. Sungguh ketika tidak bisa bernafas dan tersedak serta paru-paru penuh air. Meledaklah sistem pernafasan.  Air sungai yang dingin pun kalah dengan tubuh korban yang dingin.
Jawaban pelaku seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Sunvao Gempa, Nawawi sungguh mengguncang nyali. Pelaku mengaku sedang membunuh iblis (1). Istri yang kepalanya ditenggelamkan di sungai disebut dengan iblis.
Cemburu itu bumbu cinta. Cemburu buta bisa membutakan mata hati. Hati yang tadinya berbunga ketemu dengan pacar atau istri, membuncah bahagia bisa berubah menjadi benci dan buta hati ketika melihat pacar atau istri.
Marah itu juga tanda cinta. Kalau hubungan suami istri tidak ada marahan. Patut dipertanyakan hubungan tersebut. Jikapun ada yang marah hendaknya itu sebagai penanda, pengingat kalau suami tidak suka dengan perbuatan istrinya. Marahnya pun sebenar dan harus pada substansinya.
Benci. Nah ini sudah tahap retak yang memang tidak mudah untuk diperbaiki hubungan suami istrinya. Bila benci harus ada ukurannya jangan sampai berlebihan. Kalau berlebihan bisa lepas kendali yang berakhir dengan pidana, bisa KDRT bisa juga pembunuhan.
Kalau sudah benci artinya sudah tidak adakah sedikitpun rasa kasih ketika melihat orang yang dicintai setidaknya pernah dicintai. Kalau memang sudah tidak ada lagi seperti air bah yang menyapu pasir dan batu di sungai setidaknya bisa menggugat cerai.
Andaikan tak boleh bercerai paling tidak untuk saling menjaga diri masing-masing untuk tidak bersinggungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa tips untuk ini dan ini sudah terbukti ampuh dilakukan oleh beberapa teman yang oleh beberapa hal tidak bisa bercerai. Sakit memang tetapi tips ini boleh dicoba.
Satu, bisa pindah kerja keluar kota, ataupun kegiatan lainnya yang jauh. Dengan demikian ada jeda, tidak akan bertemu satu sama lain dalam waktu yang lama.
Dua, berhentilah memprovokasi satu sama lain atau mencari perhatian agar tidak berinteraksi baik secara verbal maupun fisik. Bisa saja salah satunya menjebak untuk membuat keributan. Sekarang itu sudah seperti Tom and Jerry, semua pasti ada maksud. So jangan minta atau membuat perhatian satu sama lain.
Tiga, jangan gunakan nomor pokok wajib pajak (NPWP) suami atau istri secara diam-diam. Ini bahaya. Pisahkanlah agar tidak ada hubungan secara NPWP. Boleh percaya boleh tidak karena suatu waktu bisa menjadi bahan pemicu pertengkaran.
Empat, buanglah rasa ingin mengingatkan suami/istri atau pernah "suami/istri" mengenai hal-hal kecil, seperti misalnya soal pakaian, makanan ataupun soal tagihan listrik air dan gas. Belajarlah tahu diri satu sama lain.
Lima, jangan tidur berdekatan. Ah, ini sudah banyak yang tahu dan sudah sering dipraktekkan oleh suami istri yang bertengkar.
Enam, jangan ingat hari ulang tahun masing-masing. Biarkanlah yang berlalu sudah berlalu. Apalagi mengingat hari perkawinan dan malam pertama, lemparkanlah ke sungai biar hanyut ke laut.
Tujuh, jangan selingkuh setelah memilih jalan berpisah dalam tanda kutip. Berpisah secara omongan tetapi tidak secara administratif. Tetaplah bertahan. Kalaupun terpaksa mau makan, beli saja. Jangan masak karena itu malah bikin runyam dan bikin masalah baru.
Delapan, jangan nikah siri. Teman yang pengacara, yang kebetulan sering mengurusi perceraian bilang overspel kalau menikah siri dan salah satunya atau dua-duanya masih terikat hubungan suami/istri dengan yang lain.
Sembilan, usahakan seperti pemain sinetron di depan anak-anak. How a lovely picture family. Padahal retak-retak tu asli gambaran kehidupan sehari-hari.
Sepuluh, setelah berpisah agak lama, bicarakan baik-baik mau dibawa ke mana perkawinan ini. Masak-masak sendiri. Makan-makan sendiri. Cuci-cuci sendiri.
Jika buntu lagi. Tidak ada keputusan. Kembali ke tips pertama dan seterusnya. Sedapat mungkin tidak perlu menyeret-nyeret orang lain dalam urusan keluarga. Biasanya malah tambah runyam, bukan malah tambah bagus ataupun mendapat solusi.
Jangan pernah sekalipun terniat untuk membunuh pacar/istri kalau itu sudah pernah terniat. Selesai sudah. Bagi yang sudah terikat suami istri anak terguncang. Anak bingung, ikut bapak tetapi bapak membunuh ibu. Ikut ibu, ibu sudah meninggal dibunuh bapak. Anak selalu menjadi korban.
Apapun alasannya jangan pernah membunuh. Tangan kotor. Sebenci apapun terhadap pasangan lebih baik diam dan mengalah.
Jangan pernah menuduh istri tanpa bukti yang jelas. Kalau sudah terbukti, tetap santai dan sopan. Mari selesaikan secara baik-baik. Redamlah  kemarahan dan kebencian pada level yang sewajarnya. Tidak perlu meledak-ledak apalagi sampai bertengkar di tengah jalan.
Mari diselesaikan dengan baik. Cerai. Kata yang tepat dan solusi untuk mereka yang sudah rusak akut dan saling membenci.
Salam Kompal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI