Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tiongkok Main Tiktok di Antariksa

10 Mei 2021   13:58 Diperbarui: 10 Mei 2021   14:16 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peluncuran wahana Tianhe (harmoni surgawi) membuat Tiongkok semakin menggetarkan dunia.  Menggetarkan dari sudut sumber daya manusia dan juga kemampuannya mengembangkan teknologi canggih.

Apalagi setelah Tianhe berhasil mengorbit bumi. Antariksa tidak lagi menjadi "mainan" Rusia, Amerika dan Eropa. Tiongkok pun mulai mengoyak dominasi teknologi canggih itu.

Keberhasilan Tiongkok mengorbitkan Tianhe tidak seheboh dengan Roket Long March 5B yang membawa Tianhe. Roket Long March 5B yang kembali ke bumi, justru yang heboh. Roket dianggap lepas kontrol (1,2). Apalagi kalau roket yang sebagian terbakar ketika memasuki atmosfer bumi puingnya jatuh di pemukiman.

China National Space Administration (CNSA) pasti dianggap gagal. Walaupun sebagian besar wilayah dunia adalah lautan dan diharapkan puing Roket Long March 5B jatuh dilaut tetapi kemungkinan untuk jatuh di daratan apalagi di pemukiman tetap ada.

Masih akan ada lagi 10 peluncuran untuk membangun Tianhe menjadi stasiun luar angkasa yang dapat ditinggali dan menjadi pusat penelitian di luar angkasa. Roket pembawa modul itu kalau tidak dikendalikan jelas akan membuat "deg-degan" warga dunia. Apakah akan jatuh menimpa rumahku ataukah akan jatuh di lautan?

Pertanyaan mendasarnya apakah CNSA memang sudah memperhitungkannya? Ataukah CNSA memang belum memiliki teknologi untuk mengontrol roket yang kembali jatuh ke bumi? Jawabannya ada di CNSA.

Jonathan McDowell di Pusat Astrofisika Universitas Harvard bahkan mengatakan "Nampaknya China menang taruhan (ktecuali kita mendengar kabar adanya kerusakan di Maladewa)". Beijing sendiri tetap kalem dan mengklaim kalau roketnya untuk jatuh di daratan, di daerah berpenghuni sangatlah kecil (3).

Terlepas dari adu statistik probabilitas jatuh di darat atau laut, Tianhe sudah mengorbit. Itu langkah fenomenal dan kalau sudah melangkah sudah pasti akan terus melangkah untuk menyempurnakan Tianhe dengan membawa modul-modul pendukung.

Nah, asik memang melihat Amerika, Eropa dan pendukungnya mengkritisi Roket Long March 5B. Apakah kritik mereka memang murni ilmu pengetahuan dan teknologi ataukah ada semacam keterusikan dominasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah mulai tersusul?

Dalam lima dekade terakhir, lompatan kemajuan Tiongkok memang luar biasa. Jalan sutra, rel kereta api barang mereka menembus Eropa. Samsung, Apple di teknologi telepon pintar sudah mulai digerogoti dominasinya oleh Xiaomi, Huawei, Realme, Vivo, dan Oppo.

Perang dagang Amerika dan sekutunya dengan Tiongkok sudah dimulai dengan Huawei dilarang memakai OS Android. Pertempuran diperkirakan akan terus berlangsung dengan kebijakan-kebijakan di tingkat ekonomi dan politik. Tiktok gagal melantai di bursa Amerika. Sebelumnya tiga operator seluler Tiongkok yang sudah melantai di bursa NSE didepak Trump. Pertempuran dipastikan akan makin lama dan bisa saja semakin masif.

Lalu apakah Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia hanya akan jadi pasar saja? Apakah tidak ada pemimpin gila yang konsisten dengan kebijakannya mengejar ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi selain keadilan sosial pembangunan? Apakah politik dan berimbas ke ekonomi hanya berebut soal siapa berkuasa dan mendapat apa serta sektarian?

Semoga Bukit Algoritma yang digagas oleh Budiman Sudjatmiko menjadi langkah awal untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia. Lebih baik melangkah sekarang daripada tidak sama sekali. Biarkanlah yang menikmati anak cucu Indonesia dan mengangkat nama Indonesia di pentas kemajuan dunia.

Tiongkok dipastikan akan mengirim astronot ke Tianhe usai seluruh modulnya terpasang. Sepuluh peluncuran lagi. Selangkah lagi Tiongkok akan main Tiktok di antariksa.

Salam Kompal

Dok Kompal
Dok Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun