Ternyata ada dua orang yang tertarik dengan perempuan dan bapaknya di seberang. Satu berjenis kelamin perempuan mengungkapkan kalau bapak itu beruntung memiliki anak yang mengurusi bapaknya yang sudah sepuh. Orang tua itu butuh perhatian. "Sungguh indah," katanya.
Menolehlah kami ke perempuan dan bapak tersebut. Layaknya teater, istri dan mertua acuh dengan meja kami.
Satu lelaki mengatakan, "umurnya paling baru tiga puluh limaan". Gaya si perempuan memang sederhana dengan jeans dan baju biru lengan panjang digulung plus sepatu kets dan tas punggung mini berbahan parasut. Umurnya yang sudah memasuki empat puluh limaan kadang menipu.
Salah satu topik pembicaraan kami akhirnya mengenai anak dan bapak yang sudah sepuh dan gaya perilaku si perempuan yang melayani bapaknya. Diri yang mendengar celotehan teman-teman pun cuma berdiam dan menyimak.
Usai pertemuan dan dalam perjalanan pulang ke hotel, diri hanya tersenyum. Teringat dengan gaya si perempuan itu kala muda belia mengambilkan nasi ke dalam piring dan mempersilahkan diri untuk mengambil lauk terlebih dulu. Diri juga teringat ketika si perempuan dengan telaten mengajari warga untuk gosok gigi dan juga memperkenalkan MCK yang benar, jangan berkakus di sungai.
Entah aku tertarik dengannya karena gaya bicaranya atau kesopanannya atau lesungnya yang muncul kalau senyum atau kenekatannya mengambil resiko kehidupan. Atau karena celana jeans yang ngepas di pantatnya dengan baju biru atau baju putih lengan digulung. Aku bingung karena aku sudah jadi Bucinnya.
Coba ketahui diri sendiri dengan merenung sambil minum kopi, kalau tertarik pada seseorang karena apa? Atau coba dibalik diri itu memiliki daya tarik apa? Kalau sudah tahu. Jangan takut jomblo. Jangan pula selingkuh kecuali bertanggungjawab dengan perselingkuhanmu.
Eh ada WA masuk, "di setiap orang waras ada kadar kegilaan sedikit. Persoalannya tinggal apakah kita masih bisa menarik kewarasan ke titik normal lagi? Kalau bisa, kita waras. Kalau tidak, ya tidak waras".
Ini cuma cerita menjelang sore. Kalem wae. Ngopi kudai.
Salam Kompal