Sedikit misuh, si perempuan. Cuma ngakak saja ketika disampaikan untuk memilih, memakai buste hounder kemarin atau tidak pakai buste hounder. Pilihan akhirnya tidak memakai buste hounder karena kebetulan atasan batik yang dipakai agak tertutup sehingga tidak menyeruak belahan dada.
Pulang ke rumah usai presentasi, mulai dari lift sampai ke parkiran, si lelaki menggoda. Di mobil pun saling menggoda hingga eksekusi di rumah.
***
"Bungkus" sebuah kata yang dalam seminggu ini diasosiasikan dengan fetish. Perdebatan pasti akan terjadi dengan definisi fetish. Ah, sudahlah, William Pietz (1985) mengupas tuntas fetish dalam The problem of the fetish: I dan II . Silahkan diubek-ubek, dua tulisan tersebut agar membuka wawasan mengenai fetish.
Lalu cerita di atas ngapain, manjangi-manjangi tulisan! Bukan manjangin tali kelambu. Ups. Tulisan panjang dan lebar serta keliling itu sebagai pembuka kalau fetish itu alamiah kok.
Si lelaki itu ternyata fetish dengan hentakan dan suara koyaknya bagian depan buste hounder. Si lelaki itu juga menyukai buste hounder sport yang modelnya baru muncul setelah ditunggu tiga bulan oleh si perempuan.
Lalu apakah hanya si lelaki saja yang fetish. Wak wak wak ternyata si perempuan fetish dengan betis dan paha si lelaki yang ada rambut tipis alias bulu. Apalagi kalau si lelaki bekerja memakai celana pendek.
Apa salah? Tidaklah. Itu normal. Fetish itu sudah masuk ke dunia pemasaran dan juga fashion serta dunia kerja. Segmentasinya jelas. Berselancarlah di dunia maya akademis maka fetish bertaburan dengan berbagai macam perspektif.
Pernah baca iklan lowongan kerja, yang salah satu syaratnya berwajah menarik dan potongan tubuh setelah diukur tinggi dan lebar proposional kan. Nah itu fetish.
Atau ada yang suka tato. Ah kalau itu, ada kupu-kupu di betis. Atau ada yang suka pakai daster atau disuruh pakai daster?
Apakah fetish menyimpang? Misalnya dengan fetish jarik, mencuri pakaian dalam hingga ribuan seperti di Kalteng. Duh, kalau sampai mencuri jadi pidana dong. Kalau sampai memaksa ataupun menipu untuk penelitian ilmiah padahal untuk mencari kepuasan diri dan ada unsur paksaannya maka silahkan diproses apakah sudah memenuhi persyaratan pidana atau belum.
Tertariklah dengan pasanganmu dan ber-fetish rialah (usai kawin resmi ya). Jadikanlah pasanganmu dan kamu itu sama-sama mengeksplorasi kenikmatan. Bukan menyakitinya. Have fun.
Salam Kompal