Sulung itu pintar, tetapi itu, tidak bisa memendam rasa tak suka. Dulu waktu kami belum dipanggil ke sekolah, sulung kalau selesai ujian atau mengerjakan tugas selalu berjalan-jalan di kelas yang membuat temannya terganggu.
Sampai di rumah seorang lelaki memeluk anak lelaki. Â Let's talk like a man. Â Terngiang cerita istri yang mengejar anak lelaki tetangga dengan satang --bambu-- jemuran ketika anak lelaki itu menjatuhkan jemuran yang sudah kering sehingga kotor lagi.
"Nak, kalau sudah selesai ujianmu atau tugasmu di kelas. Mintalah izin ke gurumu untuk duduk di belakang kelas. Bacalah buku kesukaan atau selesaikan soal-soal latihan les matematikamu," kataku sambil memeluknya.
Tidak keluar sepatah katapun. Dalam pelukanku kuyakin lelaki kecil itu meneteskan air mata tanda bersalah. Ada air hangat mengalir merembes ke kaosku. Aku cuma mengusap kepalanya dan mengucapkan terima kasih karena telah berjuang belajar untuk mendapatkan nilai terbaik untuk dirinya. Â
Teringatlah lagi ketika dia masih kecil mengejar anak tetangga dengan pisau dapur terhunus karena kesal dan tersinggung dengan temannya tersebut. Apa nggak bikin geger sekampung. Tidak ada yang mengajari. Ataukah itu genetik ataukah muncul dengan sendirinya. Sampai sekarang aku masih berusaha mencari solusinya untuk mempertebal tingkat kesabarannya.
Jadi, itu baru sebagian kecil perbuatan masa kecil muncul pada anak. Karmakah atau ....
Apapun pitutur ibu itu terkadang ada benarnya. Jadi berterimakasihlah pada ibumu yang selalu mengingatkan, memberikan petuah, nasehat kehidupan. Bisa jadi pada saat itu kita mendengarkan masuk keluar dari kuping alias mengacuhkannya.
Pada satu saat anak bungsu kami juga akan menjadi seorang ibu. Apakah dia akan menjadi seorang ibu seperti istriku? Jangan. Karena kuyakin suaminya tidak seperti bapaknya. Semoga dia mendapat suami yang baik, sabar dan mau mengemong dan menghormati perempuan, istrinya.
Omongan ibu itu asin. Percayalah. Itu sudah terjadi sebagian pada kami.
Semua perempuan pada akhirnya akan menjadi ibu. Ibu bagi anak kandungnya. Ibu bagi anak angkatnya. Ibu bagi bawahannya. Ibu bagi suaminya yang terkadang kangen dengan ibunya.