Minggu siang, tukang sol sepatu langganan yang kebetulan datang langsung mengesol dua pasang sepatu. Satu sepatu anak dan satu sepatu sang istri. Sepatu hitam untuk kuliah istri itu ternyata sudah enam kali sol. Sang tukang sol sepatu sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Apapun, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kesabaran serta ketelatenan tukang sol sepatu. Bahkan seringkali, Sulung kami membuatkan kopi dan mengeluarkan makanan kecil untuk tukang sol sepatu, yang sepertinya sudah tahu juga, kapan dibutuhkan oleh kami.
Satu waktu bapaknya sedang bertugas di sebuah pusat perbelanjaan. Tiba-tiba SMS masuk dari kantor memberitahukan kalau bonus akhir tahun sudah masuk rekening. Kepala rasanya enteng. Badan ringan seakan terbang.
Entah kenapa yang ada dalam benak bapaknya adalah membelikan sepatu anaknya dibandingkan membelikan sepatu istrinya yang sudah enam kali sol. Pilihan sepatu pun jatuh pada merek Osh.....
Istri yang sibuk dan lagi kocar kacir mengurusi kuliahnya tak mengetahui kalau suami membelikan sepatu yang lumayan dari segi harga. Kotaknya pun sengaja dibuang di kotak sampah. Sulung pun senang bukan kepalang.
Satu hari kakak perempuan Chin berkunjung dan ketika sulung pulang sekolah, kakaknya langsung terperanjat. "Chin anakmu yang beliin sepatu siapa?". "Suami. Katanya waktu itu ada bonus dari kantor terus lewat Senen dan ada sepatu dijual di barang bekas. Tidak ada kotaknya," kata Chin.
"Sepatunya masih baru kan waktu itu," tanya kakak Chin lagi. "Ia. Kenapa?" kembali Chin bertanya.
"Suami dan anakmu pandai menyimpan rahasia. Ini sepatu harganya berlipat dari harga sepatumu yang sudah disol berkali-kali," jelas Kakak Chin sambil tertawa ngakak.
Haduuuuh.
Suami ketika pulang langsung diberondong pertanyaan yang mengharubiru. Permintaan maaf suami pun dilontarkan. Semua jadi adem ketika melihat sulung tidur dengan senyum. Kelelahan belajar dan membantu memasukkan kerupuk ke dalam plastik kecil untuk dijual besok.
Itu dulu. Penuh perjuangan. Sekarang baru mau stabil.