Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaga Cinta yang Luar Biasa

14 November 2019   14:38 Diperbarui: 14 November 2019   14:41 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi mereka yang sedang meragukan cinta. Cintailah cinta itu sendiri. Itulah energi.

Energi yang tak akan ada habis-habisnya. Energi yang dapat terus memperbaharui dirinya sendiri. Yang jelas cinta bukan  Terminator The Dark Fate, ketika tubuh pemburu dihancurkan oleh senjata dapat kembali memperbaiki diri.

Cinta lebih canggih dari itu. Cinta tidak menghancurkan. Cinta itu membangun. Kalau menghancurkan atas nama cinta itu namanya emosi. Sebagian lagi bahkan menyebutnya dengan perkosaan.

Energi cinta itu usaha. Usaha bagaimana anak mau makan? Usaha agar dapat menyekolahkan anak? Usaha agar orang yang dicintai sembuh dari penyakit? Usaha menjaga suami/istri agar tidak cemburu?

Usaha agar dapat menghubungi orang yang dicintai. Bisa beli kuota. Bisa beli nomor baru yang disembunyikan. Bisa buat email baru yang rahasia. Bisa mengganti nama orang yang cintai. Ini bukan cinta namanya, ini selingkuh ya. Wak wak wak. "Terserah nga saje, nak ngomong ape men ketahuan tanggung dewek". *  Run.

Cinta itu maha asik. Bagaimana penemuan bohlam lampu yang harus dites berkali berkali berkali kali. Bagaimana penemuan listrik dan batere yang mengubah dunia sampai sekarang. Bagaimana android yang kini sudah beralih rupa menjadi AI.

Tanda cinta itu adalah ketika kita mengabdikan diri atas nama cinta. Mengabdikan diri pada profesi, menjaga marwah profesi. Mengabdikan diri untuk masyarakat yang kita cintai dengan tidak mengambil hak masyarakat.

Satu hari datang ke kolam seorang perempuan dengan muka sembab. Lima anak kolam pun bengong. Siapa perempuan ini. Cantik pake mobil Pajero, datang-datang banting pintu dan mencari lelaki yang selalu bercelana pendek dan selalu memakai kaos jelek.

Si perempuan sesenggukan karena disebut "lakinya" sebagai istri yang tak memiliki kontribusi dalam rumah tangga dan keluarga. Kolam pun geger. Inikah istri lelaki yang suka bercelana pendek. Atau inikah selingkuhan si lelaki. Dalam hitungan detik semua berpikir liar.

Masih tetap santai. Si lelaki bercelana pendek berkata, "sampaikan ke suamimu. Dalam keluarga kau hanya menyumbang sel telur. Makanya ada tiga anak ganteng dan cantik. Itu sudah cukup dan membanggakan bagi lelaki daripada muncul gosip si lelaki tidak bisa menghamilimu".

Tiba-tiba ada satu anak kolam tercebur ke kolam. Yakin, anak kolam itu tak bisa menahan diri untuk tertawa sehingga ketika berjalan di titian tak bisa lagi menahan tawanya dan terpeleset.

Dilanjutkan oleh lelaki bercelana pendek itu, "nggak mungkin toh kamu nggak beli sesuatu, paling tidak sendok atau gelas yang sering di pakai. Beli mug lah. Atau beli cangkir plastik sendok plastik untuk anakmu makan selagi bayi dari upah kerjamu sendiri. Duitmu pasti pernah beli sesuatu untuk rumah tangga. Kalem napa. Gih sono pulang! Bilang seperti itu pada suamimu!".

Si perempuan nggak mau pulang sebelum makan ikan bakar bumbu nggak jelas dari kaum lelaki yang bau dan jelek plus. Sesenggukan sudah nggak lagi. Si perempuan pun terlihat lebih tegar.

Cinta itu sendiri sebenarnya adalah membuang. Membuang ego. Membuang kenikmatan. Cinta bukan memiliki apalagi sampai menjadikan segala sesuatu menjadi  property of.  Ketika engkau sudah memberikan kenikmatan pada orang yang kau cintai akan ada tarikan ilmiah alamiah orang yang kau cintai akan memberikan kenikmatan pula padamu.

Ahhh.  Aku demen dengan Pierce Brosnan dalam film  The Thomas Crown Affair.  Adu akting dengan Rene Russo. Pierce berhasil membuat keputusan untuk tidak akan kehilangan orang yang ternyata dia cintai. "Jangan percaya aku. Aku yang harus percaya padamu. Itukan yang kau inginkan," kata Pierce ke Rene. Akhir cerita silahkan dicari.

Cinta mencintai itu biasa. Memelihara cinta itu luar biasa. Benarkah ada orang yang tak punya cinta?

Sudah lah. Jangan sampai kita tidak tahu apa yang kita cintai itu baik atau buruk sampai semuanya terengut dari kita. Atau yang tragis adalah kita tidak tahu kita sudah kehilangan sesuatu yang sangat kita cintai sampai pada waktu sesuatu itu menghilang.

Ohh no. No. No. No.

Salam Kompal

Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatra

*Terserah kamu saja. Mau ngomong apa terserah. Kalau ketahuan tanggung sendiri.

kompal-5dccfe12d541df0e723cf714.jpg
kompal-5dccfe12d541df0e723cf714.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun