Kaki kupu-kupu pun suatu hari karena keingintahuannya lalu melakukan USG payudara. Selain untuk melihat kemungkinan adanya kanker payudara sejak dini ternyata juga bisa melihat kelenjar susu. Setelah di USG ternyata kelenjar susunya sedikit. Jadi wajar kalau ASI yang keluar tak seperti yang diharapkan oleh bayi.
Bagi kaum pria dan juga kaum perempuan yang pro rekreasi maka ukuran payudara dianggap penting tetapi bagi kaum pria dan juga kaum perempuan yang berpikir terbuka pencari pengetahuan maka ukuran tidak penting.Â
Bagi perempuan menyusui yang paling penting kelenjar susu yang banyak daripada ukuran. Bukan ukuran gede tetapi kelenjar susunya yang sedikit. Untuk urusan persusuan ukuran tidak penting. Sebaliknya untuk ukuran kemolekan yang juga subjektif ukuran menjadi penting.
Bersyukurlah bagi mereka yang diberi oleh Sang Maha Pencipta kelenjar susu yang banyak. Jadi walaupun berukuran kecil tetapi kelenjar susunya banyak maka produksinya moncer.Â
Bagi yang diberi kelenjar susu yang sedikit artinya suami harus bekerja keras, banting tulang agar susu botol tak kehabisan di rumah. Jangan menyeleweng mencari rumah produksi susu yang moncer.
Sekali lagi, bersyukur ruang menyusui sudah banyak dibangun di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran dan perusahaan serta ruang publik. Tanggung jawab perasian bukan tanggung jawab perempuan, ibu sendirian, tetapi juga lelaki, suami serta keluarga besar.Â
Memberikan kenyamanan dan dukungan apakah ASI lancar atau tidak lebih penting daripada menyalahkan apalagi sampai memvonis tidak mau menyusui.
Dengan segala kemajuan teknologi serta Revolusi 4.0 ini sebenarnya urusan persusuan tidak lagi rumit serumit dulu. Sekarang tinggal mau tidak belajar dan memanfaatkan teknologi informasi plus USG.
Salam Kompal
Salam dari Puncak Bukit Barisan Sumatra