Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mamang Ngerjain Keponakan Ganjil Genap

8 Agustus 2019   16:46 Diperbarui: 8 Agustus 2019   16:54 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Dusun Metik Kopi I Foto: OtnasusidE

Sedikit basa basi mamang permisi pulang. Ponakan tercengang dengan kiriman sepeda. Walau sempat protes tetapi mamang bersikukuh untuk memberikan sepeda lipat.

"Cari di internet, berapo rego sepeda ini? Hargonya samo dengan motor bekas".

"Kalo kau jual sepeda ini. Aku dak ka galak lagi bantu kau. Kalo kau minta dengan keluarga lain jugo untuk beli motor, maafkelah mamang dak biso bantu kau lagi. Inget ye".

"Malu kuliah pake sepeda? Hitung-hitung sekalian olah raga. Jangan lupo. Kito ni jeme dusun terkenal dengan kerjo keras. Paham!".

Mamang pun pamit pulang. Balik ke dusun dengan ngeteng. Di Damri di atas kapal penyeberangan, mamang ngirim pesan ke keluarga besar kalau sudah membelikan ponakan sepeda sebagai alat transport alternatif. Semua setuju. Ada yang kirim emoticon bermacam-macam sebagai tanda setuju. Ada juga yang cuma kirim tulisan sip.

Keponakan apa nggak tahu kalau dulu mamangnya waktu kuliah lebih sering jalan kaki daripada naik angkot. Bahkan lebih sering puasa karena kiriman telat datang.

Ponakan apa nggak ngerti apa, kalau kuliah itu masa prihatin. Masa berjuang untuk diri sendiri dan identitas diri.

Ponakan malam itu cuma bisa meringis. Maksud hati pengen untung dapet motor lagi karena aturan ganjil genap, malah dikirimi sepeda lipat. Mau ngambek takut dosa. Bisanya sedih dan menangis serta menyesal dalam hati. Merutuki rencana jahat.

"Kau harus bantu Gubernur DKI, kuliah naik sepeda. Agar tidak menambahi polusi," WA masuk di HP ponakan.

"Ia Mang," balas ponakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun