Bila mampu dan bisa berlaku adil maka akan sukseslah berpoligami. Sebaliknya, berpoligami itu bisa menganiaya perempuan. Perempuan akan teraniaya, tersakiti bila tidak disiapkan dari awal, begitupun dengan anak-anak, bisa menjadi korban yang sering tidak diperhitungkan. Berantakan. Jadi kawinlah dengan perempuan yang siap untuk dipoligami.
IV
Semua individu bisa kawin, bisa berpoligami dan juga bisa berkreasi dan berprokreasi. Tujuan kawin dan berpoligami serta berkreasi dan berprokreasi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka akan dilatari dengan pendidikan, lingkungan dan juga pengetahuan plus keimanannya.
Tulisan ini hanya menyentuh epidermis, silahkan dikuliti dari berbagai sudut pandang. Kejujuran untuk tak mendua, untuk tak berbohong adalah pekerjaan yang paling sulit dilakukan oleh siapapun yang sudah merasa hidupnya dipenuhi dengan iman.
Setiap keluarga itu unik adanya. Ada yang monogami dan ada juga yang juga poligami. Semua tertuju dengan pasangan (lelaki dan perempuan) yang bertujuan membentuk keluarga. Jangan ribut soal kata monogami dan poligami karena terkadang kita lupa dengan anak yang dihasilkan. Itu juga butuh tanggung jawab untuk membesarkannya (pendidikan, kesehatan, kesejahteraan) agar mereka bisa berdaya saing menghidupi diri dan juga keluarga serta bermanfaat bagi lingkungannya.
Masing-masing keluarga itu unik. Mau monogami ayo. Mau poligami oke. Jangan berselingkuh.
Salam Kompal
Tulisan ini tidak menggambarkan kebijakan Kompal sebagai komunitas tetapi merupakan pendapat pribadi untuk merenung di hari Sabtu.
Salam dari Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H