Pertemuan Prabowo-Jokowi, akan membuat pergeseran simpati. Itu sudah pasti. Sebagian simpati simpatisan Prabowo yang tak puas dengan pertemuan pasti akan kecewa. Simpati akan berkurang. Itu normal. Jangan salah, justru simpatisan Jokowi juga akan bersimpati dengan Prabowo. Mereka yang tadinya mengambang pun bisa jadi kini bersimpati dengan Prabowo.
Salam hormatku untuk Pak Prabowo, ketika beliau mengungkapkan, "menjadi presiden itu mengabdi, masalah yang dipikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kita mengkritisi bapak sekali-kali," kata Prabowo. Sumber.
Jadi kalau dilihat dari pernyataan Prabowo tidak ada yang salah. Membantu bisa dalam kabinet atau di luar kabinet. Dan terakhir, mengkritisi bapak sekali-sekali, ini adalah kalimat lugas dan tepat. Jadi Prabowo bisa meletakkan dirinya sebagai sahabat dalam arti yang luas.
Lalu bagaimana dengan akar rumput yang masih belum bisa menerima. Kembali lagi kita lihat pada kepentingannya. Mereka pasti mendukung Prabowo dengan membawa kepentingannya. Kalau mereka tak ingin melihat Prabowo bersilaturahim dengan Jokowi artinya ada kepentingan tersembunyi. Kepentingannya apa? Jawabannya hanya ada pada mereka yang membuat tagar #penghianat dan yang meninggalkan Prabowo.
Apakah Prabowo dirugikan, sebenarnya tidak, karena koalisi sudah dibubarkan Prabowo. Artinya, unsur-unsur koalisi sekarang sudah harus menentukan sikapnya masing-masing. Â Adios amigos.
Terima kasih Prabowo-Jokowi kalian memang bersahabat dalam arti yang sesungguhnya. Kalian bertemu di ruang publik bukan di ruang privat. Kalian sudah memberikan contoh keterbukaan yang sesungguhnya. Bukan deal-dealan apalagi kucing-kucingan. Inilah Jokowi-Prabowo. Salam NKRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H