Begitupun guru yang menghajar muridnya. Coba dibalik murid jadi guru yang menghajar guru yang jadi murid. Sakitkan. Â Takut korbannya.
Begitupun dengan lelaki tua 71 tahun yang menggauli anak anak asuhnya dengan ancaman. Coba dibalik dirinya jadi perempuan dan diancam oleh kakek yang kemudian menggaulinya dengan ancaman. Relakah?
Sungguh otak lelaki itu bikin gemes. Lihat dahi licin langsung fokus. Padahal kalau disuruh motret fokus saja masih  blur,  apalagi kalau disuruh motret  bokeh.
Apakah ada yang salah dari otak lelaki? Ataukah otak mereka memang sudah diframing untuk jorok dan menguasai orang yang lemah, baik anak lelaki dan perempuan ataupun perempuan dewasa. Ataukah memang otak lelaki memang memframing anak lelaki dan perempuan serta perempuan dewasa adalah makhluk lemah yang harus dikuasai untuk dieksploitasi.
Lalu bagaimana mencegahnya? Jauh-jauh dari berpikir kotor. Jauh-jauh dari informasi eksploitasi seksual di genggamanmu. Sesederhana itu. Masak sih. Â Serius.
Kalau otak lelaki lagi  ngeres  jangan  ngeres  dengan orang lain, anak-anak, murid sendiri, anak kandung, anak tiri, perempuan dewasa lain.  Ngereslah dengan istri sendiri. Nggak ada istri? Puasa! Jauh-jauh dari pikiran  ngeres.  Kalau masih mau berbuat  ngeres,  mana imanmu. Masih juga, maka selamat datang di dunia barbarian.
Pengalaman teman ini boleh jadi contoh. Satu waktu ketika seorang teman sedang serius dan waktunya sedang dikejar-kejar oleh deadline laporan penelitian,  eh  dirinya dirayu oleh suaminya. Si istri awalnya menanggapi dengan mesra. Lama-lama si istri jengkel. Pasalnya jarak antara istri dan suami lebih dari 700 km.
"Si istri lalu bilang jepit ke pintu atau  kebet  pake  karet. Kalau butuh sini  balek!" suami pun ngakak guling-guling. Suami sebenarnya dalam perjalanan pulang untuk membantu istrinya. Sebelum terbang suami ini menggoda istrinya.
Orientasi seksual itu sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Belajarlah! Tanya pada orangtua, tanya pada guru bimbingan konseling, tanya pada dokter, tanya pada ahlinya, tanya pada gerakan sayangi kehidupan. Jangan tanya dengan mengklik xxx di telepon pintar, notebook, desktop! Itu bikin otak nggak bisa mikir.
Setelah kejadian baru mikir. Nyesel. Khilaf. Duhhhh. Manusia tempatnya khilaf dan salah.  Lah,  diberi hati dan dan perasaan serta otak  kok  nggak dipake.  Otakmu sakit? Raisa mikir.
Laki-laki diberi otak itu buat mikir. Kalau sudah nggak bisa lagi mikir karena  ngeres  lebih baik otak itu  dipake  untuk buat panganan otak-otak.