Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mencari Menteri di Tumpukan Jerami

5 Juli 2019   11:38 Diperbarui: 5 Juli 2019   11:56 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube/jokowi

Menteri berusia muda. Pasti akan banyak pertanyaan? Apakah bisa? Bagaimana kemampuannya kepemimpinan, manajerial dan seni berpolitiknya?

Sudah pasti itu akan mencuat. Akan menjadi banyak pertanyaan. Coba kalau kuliah saja empat tahun maka tamat sarjana bisa jadi umur 20 atau 21 tahun. Jadi memang  fresh graduate  yang dicarikah? Ataukah anak muda yang memang pekerja keras, kuliah sambil kerja atau kerja sambil kuliah. Tergantung dari mana sudut memandangnya.

Ada juga anak-anak muda yang memang sudah memegang tampuk usaha karena lahir. Ada juga sih anak-anak muda yang memang merangkak, memulai usaha dari bawah hingga ke atas.

Mencari anak-anak muda yang berprestasi dalam usia sangat belia sungguh sangat berat. Berat menemukannya. Sama seperti sekumpulan anak SD yang kemudian tercerai berai ketika masuk SMP dan kemudian tercerai berai lagi ketika masuk SMA dan semakin tercerai berai waktu masuk perguruan tinggi. Semakin ke atas semakin mengkerucut.

Mereka yang masuk perguruan tinggi jelas adalah orang-orang pilihan apalagi masuk perguruan tinggi. Menjadi menteri apalagi, jelas adalah orang yang terpilih.

Untuk mencari anak muda yang sukses secara manajerial dan juga kepemimpinan di rentang umur 30-40 tahun lumayan banyak. Nadiem Anwar Makarim misalnya umurnya 35 tahun. Bolehlah menjadi menteri perhubungan. Semoga terobosan-terobosannya dalam kebijakan publik menjadi lebih cepat dibandingkan perkembangan transportasi darat, laut dan udara itu sendiri. Nadiem sepertinya memiliki visi ke depan yang sangat luas dan terbuka.

Ada Grace Natalie (36) dan Tsamara Amani (22) keduanya merupakan tokoh Partai Solidaritas Indonesia. Moncer di jagat politik Indonesia. Keduanya boleh juga untuk menteri urusan perempuan. Pro kontra terhadap kebijakan politik mereka selama hingar bingar politik Pileg dan Pilpres lalu menyedot perhatian publik.

Angela Herliani Tanoesoedibjo (32) Wadirut RCTI dan GTV. Sepak terjangnya mengurusi media yang bergerak 24 jam nonstop dengan segala dinamikanya boleh menjadi pilihan.

Tim pencari menteri muda banyak stok untuk rentang umur 30-40 tahun. Paling pusing adalah mencari menteri muda yang berumur rentang 20-25 tahun. Ingatlah loh ini pernyataan, permintaan Jokowi sendiri. Mencari menteri muda di rentang 20-25 tahun seperti mencari menteri di tumpukan jerami.

Kuyakin tim pencari menteri muda tidak akan sembarangan mengajukan nama hanya untuk memenuhi stok kebutuhan. Kalau itu sampai terjadi ampun dj. Habislah kena rudung warganet  yang maha kejam.

Akankah kabinet Jokowi periode kedua ini akan mematahkan Shamma Al Mazrui Menteri Urusan Kepemudaan Negara, Uni Emirat Arab yang ketika dilantik tahun 2016 baru berumur 22 tahun? Ataukah menumbangkan umur Syed Saddiq Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia yang ketika dilantik berumur 25 tahun?

Ketika sudah dipilih, pasti, pro kontra akan muncul. Warganet dan juga politisi oposisi akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti awal tulisan ini. Wajar dong.

Tenang seperti kata Jokowi ada menteri koordinator. Sebenarnya juga di setiap kementrian ada Dirjen dan Sekjen yang sudah tahu tugas dan wewenang kementriannya. Merekalah nanti yang akan membantu rencana dan kebijakan dari menteri muda tersebut.

Jangan meremehkan dulu. Dia menteri  loh.  Jadi kalau kita ingin maju  ya  harus ikut Menteri. Beri kesempatan kerja dan dukung sepenuhnya. Menteri juga harus ikut rencana besar Kabinet yang dibentuk Jokowi dan Makruf.

Bangun Indonesia dan guncanglah dunia hai anak muda. Buatlah terobosan-terobosan kebijakan. Eksekusilah dengan penuh rasa tanggungjawab.

Jangan lupa! Jangan minta  kickback!  Jangan terima hadiah!

Ah.  Akhir tulisan ini jadi kangen Bu Susi Pudjiastuti.

Salam Kompal

Salam dari Puncak Bukit Barisan Sumatra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun