Bagi yang sering berpergian naik pesawat alias  frequent flyer apakah merasakan kenaikan harga tiket? Pertanyaan itu sungguh menggelitik hati dan kuping.
Adakah yang masih ingat harga tiket sekitar 25 tahun ataupun 30 tahun lalu? Kalau masih ada maka bolehlah disampaikan di kolom komentar.
Harga tiket Lion Air atau kalau sulung menyebutnya waktu masih balita dengan Singa Gundul memang mengguncang dunia penerbangan plus mengguncang warga yang menganggap terbang adalah hal yang mustahal. Lion Air komplit, mau jam dan tujuan lengkap.
Tagline,  we make people fly menjadi revolusi di dunia penerbangan  low cost carrier di Indonesia. Semua orang bisa terbang.  Lah, sulung setiap liburan sekolah dan liburan keagamaan pulang ke home town naiknya singa gundul.
Dia  misuh mengenai rencana bapaknya yang gila itu. Dulu sekali, bapaknya ketika masih kecil pernah dititipkan oleh bapaknya ke sebuah maskapai penerbangan nasional dan selamat  kok. Si lelaki kecil ini dijemput oleh Pak De-nya di bandara.
Bagi orang yang terbang terencana harga tiket mahal sebenarnya nggak juga mencubit. Hal yang sama dengan orang yang  frequent flyer.  Mereka adalah orang-orang kreatif yang selalu mencari solusi untuk kebutuhan mereka.Â
Bukan orang yang teriak tiket mahal tetapi bukan orang yang terbang terencana atau  frequent flyer.  Kalau terbang tidak juga sekali dalam sebulan ya kalem saja. Apalagi kalau tiketnya dibayari kantor.
Ada yang beli tiket jauh hari sebelum ribut-ribut tiket mahal dan soal bagasi berbayar dan bertanya di WAG pun dibuat terpingkal. Salah seorang teman meminta anggota grup yang bertanya tersebut untuk melihat file tiketnya.Â
Dan, horeeee. Masih bisa bawa 20 kilogram. Bawa oleh-oleh dari dusun tentunya.
Beberapa hari lalu, di era tiket mahal ini, si lelaki malah ikut terbang dengan kaki kupu-kupu ke empat pulau. Dini hari sudah bangun untuk terbang menjemput jingga. Gerimis yang asik di darat menjadi senyum mesra di lautan awan.
Untuk ke setiap pulau itu kami naik pesawat yang berbeda-beda. Kaki kupu-kupu ternyata membandingkannya di setiap situs jualan tiket pesawat dan kemudian melihat juga promo-promo yang ada. Mulai dari beli  voucher di onjol sampai ke kartu kredit untuk beli tiket pesawat.
Akupun dibuat keanggotaan sebuah maskapai agar dapat tiket murah dari  publish rate.  Jadi  be kreatif atau jadilah orang yang cerdik dalam menjalani, mensiasati kebutuhan akan tiket.
Semua dijelajahi oleh kaki kupu-kupu. Beda dua puluh ribu pun dikejar. Sama seperti ibu-ibu yang menawar barang di pasar tradisional sampai ke titik terbawah.
Melihat diriku yang bengong. Si kaki kupu-kupu bilang, "ini biasanya dilakukan oleh orang yang terkadang terbang ke luar negeri. Bukan sering ya. Kadang-kadang kalau ada kegiatan ilmiah.Â
Timbang sendiri dulu dan nantinya di pelaporan tiket nggak kelabakan alias nggak perlu keluar kocek buat bayar kelebihan bagasi. Kamu tahu kan sayang, bayar kelebihan bagasinya pakai US dollar atau Euro," katanya yang membuat mulutku terkatup.
Dan akupun tersenyum dikulum. Dia memperdayaku karena memang dia terkadang jadi pembicara seminar di luar negeri.
Tiket mahal? Ahhh. Nggak juga. Silahkan dipilih maskapainya! Silahkan dipilih situs penjualannya! Silahkan dipilih promonya! Pakailah kartu kredit dengan bijak!Â
Jalur darat menggunakan kereta api dan juga bus, juga asik. Ada juga tol laut, Kapal Pelni. Ada begitu banyak pilihan untuk sampai ke tujuan.
Enjoy every moment in your life.
Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatra
Salam dari dusun.
Salam Kompal
