Garuda Muda tunjukkan skill-mu. Tunjukkan kekuatanmu. Tunjukkan kecepatanmu. Tunjukkan ketinggianmu.
Kekuatanmu dalam adu bodi dengan lawan. Jatuh. Bangun! Bangkit!
Kecepatanmu dalam menggiring bola. Hisaplah oksigen doa dan semangat dari penonton yang datang. Jadikanlah bahan bakar untuk meningkatkan kecepatan kakimu. Meninggalkan lawan. Menggocek bola.
Ketinggianmu sangat penting dalam menyelamatkan bola-bola atas yang menyerang gawangmu. Atau melesakkan bola ke gawang lawanmu.
Garuda Muda, jangan mudah terprovokasi. Biarkanlah lawan memprovokasi. Tetap sabar. Bermainlah sportif. Respek. Itu lebih penting daripada bermain kotor, kasar apalagi sampai menyakiti lawan.
Garuda Muda. Jangan pernah patah semangat. Jangan pernah menyalahkan teman. Jadilah dirimu sendiri sesuai dengan tugas dan posisimu. Bantulah teman yang lain.
Garuda Muda, renungkanlah bagaimana kalian bisa sampai keperempat final. Bagaimana kalian mengejar ketertinggalan dari Qatar dan kemudian memangkas kekalahan menjadi selisih satu gol. Garuda Muda ingatlah itu.
Di posisi terjepit. Di partai hidup dan mati, kalian tak pernah menyerah. Kalian berjuang dan terus berjuang. Keberanian dan keyakinan Witan seorang diri melesat menggiring bola, walau ditempel dua pemain belakang UEA tetapi tendangan kerasnya tak mampu dijangkau oleh penjaga gawang UEA.
Witan tanda hatimu di depan kamera akan diingat oleh warga Palu yang kini sedang berusaha bangkit dari bencana. Tanda hati itu juga akan dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia yang menonton melalui siaran langsung terestrial, TV kabel, TV satelit, dan streaming serta akhirnya di Youtube.
Sebelum lupa, perlu pula dipanggil penonton. Eh, penonton.
Penonton. Kalian adalah pemain ke-12. Kalian adalah pemompa semangat Garuda Muda. Semangat pantang menyerah. Doa dan juga nyanyian  kalian dari tribun penonton merupakan energi yang akan membuat Garuda Muda terus berlari, melompat dan menendang untuk meraih kemenangan.