Setiap malam ada seorang lelaki yang mendoakan agar perempuan itu dapat mengambil pendidikan spesialis. Setiap malam lelaki itu berdoa, merintih pada Tuhan.
Setiap siang si lelaki itu berjuang untuk mengumpulkan uang. Setiap sore lelaki itu memompa semangat si perempuan untuk berjuang agar bisa lebih banyak menolong orang dan lebih banyak lagi.
Begitu banyak tangan-tangan Tuhan yang berkerja. Begitu banyak kebaikan yang dihembuskan dan kembali membalik kepada si perempuan.
Ada begitu banyak kemudahan. Ada begitu banyak pertolongan.
Walau bisa masuk ke universitas bergengsi di Indonesia, perempuan ini masih menginjak bumi. Kalau Pak Johanes jualan selimut untuk menghangatkan perut sewaktu kuliah, kalau perempuan ini jualan makanan khas Palembang. Pempek, tekwan, model, pindang, bahkan kerupuk juga dijual pada temannya ataupun pada kegiatan-kegiatan di kampus. Semua itu untuk bertahan hidup dan membiayai penelitian.
Naik angkutan tidak malu. Sepatu disol berulang nggak malu. Padahal dokter.
Ketika ingin penelitian yang membutuhkan dana lebih dari Rp 100 juta, pertolongan Tuhan muncul. Jadi semuanya pas. Pas butuh duit untuk bayar SPP ada rezeki. Pas butuh duit untuk penelitian ada rezeki. Semuanya pas. Tuhan memang maha adil.
Makanya si perempuan ini tidak pernah berprasangka buruk dengan Tuhan. Dirinya selalu berprasangka baik walau sedang kesulitan seberat apapun. Amiiin.
Mendekati selesai pendidikan spesialis, Tuhan kembali membukakan rezeki pada si perempuan. Ada seorang teman di daerah yang memintanya untuk membangun dan bertanggung jawab dalam sebuah organisasi pelayanan kesehatan. Tantangan ini pun diterima. Akhirnya malah menjadi modal untuk sekolah lagi ke tingkat yang lebih tinggi.
Tidak mudah untuk menjadi dokter sekarang ini. Tidak mudah untuk melayani masyarakat. Tidak mudah untuk membangun budaya masyarakat yang mau berpikir mencegah dan menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati penyakit.
Ditengah kontroversi hutang BPJS, dokter harus bertarung dengan aturan dan juga dana serta dukungan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Sekali lagi tidak mudah untuk menjadi dokter.